Sabtu, 11 Mei 2013

MEMBUAT KOLOM ABSTRAK DAN ISI JURNAL/PAPER DI WORD 2007

Udah pakek aturan 2 kolom tapi tidak bisa, di lihat di more columns juga kgak bisa...
Hemmm...
Gni nih caranya sahabat..
1. Buka dulu lah halaman wordnya...
2. Pastikan jurnal atau paper sahabat udah di ketik ya, mulai dari judul, abstrak, sampai di daftar pustaka..

3. Abis itu blok yang bagian bab I sampai daftar pustaka(pokoqnya sampai akhir deh..)

4. Pilih Page Layout-Pilih Columns trus pilih lagi Two
5. lalu letakkan kursor ditengah2 garis ruler, tinggal geser deh. Suka yang rapet, agak rapet, atau renggang...

6. Selesai...

Semoga bermanfaat..!!

MEMBERI NOMOR HALAMAN PADA WORD 2007


1. Sahabat buka halaman wordnya dulu
2. Pilih Insert Trus Pilih Page Number


3. Sahabat Pilih mau penomeran yang seperti apa yang sahabat inginkan, nah kali ini aq pilih yang 1,2,3,.....

4. dengan otomatis Continue from previous section akan terpilih. Tapi kalau sahabat mau pilih Start at: kgak napa2, terserah mau dimulai dari nomor berapa aja.
Note:
Start at: fungsinya meneruskan nomor yang sudah dibuat di word yang lain, misal sahabat udah buat halaman word dengan 3 halaman, nah sahabat ingin buat word lagi tapi mau dimulai dari halaman 4, sahabat pilih deh opsi start at:.

5. klik OK.
6. Sekarang sahabat mau meletakkan nomor halaman nya dimana,
Kalau dibawah pilih Bottom of page
Abis itu pilih juga mau diletain di samping kanan, tengah, atau kiri, atau terserah sahabat deh...


Kalau diatas pilih Top of page
Jangan lupa mau diletakin dimana nomornya,
7. jangan lupa pilih jenis font dan ukuran yang mau dipakek dengan cara:
• Sahabat ke Home dulu
• Trus pilih font dan ukurannya
• Selesai..

8. kalau udah selesai klik 2 kali pada laman wordnya atau ke Design abis itu Close Header and Footer.

9. selesai deh....
10. Sahabat juga bisa langsung pilih Insert-Header atau Footer (pilih salah satu)-kalau masih blom ada yg sesuai dgn kriteria sahabat pilih Edit Footer.

11. Lakukan hal yang sama seperti no 7.
12. Ok udah selesai deh pekerjaan sahabat...
13. Semoga Sukses dan bermanfaat

CARA MEMBUAT HALAMAN BERBEDA DI WORD 2007

Bingung deh, halaman pertama harus tegak (Potrait) trus halaman kedua harus miring (Landscape)...
Gmana caranya ya....
Nih dia caranya!!
1. Buka halaman word sahabat....
2. Letakkan kursor word di depan sekali(awal tulisan),

3. Pilih Page Layout trus klik page setup

4. Pastikan opsi ada di Margin. Setelah itu lihat opsi Potrait dan Lanscape
• Kalau halaman pertama potrat lalu halaman kedua mau di lanscape sahabat pilih lanscape
• Kalau halaman pertama Lanscape lalu halaman kedua mau di Potrait sahabat pilih Potrait
5. Lalu pilih Aply to:
• Kalau semuanya mau sama pilih yang Whole document
• Kalau Cuma halaman itu saja pilih this point forward
6. Jangan lupa di OK
7. Tinggal Lihat hasilnya

8. selamat mencoba, dan semoga bermanfaat

Kamis, 02 Mei 2013

MAKALAH TENTANG PROTEIN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Protein (protos yang berarti ”paling utama”) adalah senyawa organik kompleks yang mempunyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil.
Jika bobot molekul senyawa lebih kecil dari 6.000, biasanya digolongkan sebagai polipeptida. Proetin banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum, sumber dari protein adalah dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa selain polisakarida, lipid dan polinukleotida yang merupakan penyusun utama makhluk hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari protein?
2. Apa saja sumber dari protein?
3. Bagaimana pencernaan protein dalam tubuh?
4. Apa fungsi dari protein?
5. Apa saja pembagian jenis protein?

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian dari protein
2. Menjelaskan sumber dari protein
3. Menjelaskan pencernaan protein dalam tubuh
4. Menjelaskan fungsi dari protein
5. Menjelaskan pembagian jenis protein
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian protein
Protein adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas atom-atom C, H, O, dan N. Protein berasal dari kata proteos yang berarti menduduki tempat pertama. Pada zaman dahulu (1838) protein dianggap sebagai makanan paling penting dan memiliki khasiat sangat istimewa bagi tubuh sehingga sering disebut “Protein Mystique”.
Protein merupakan bahan utama pembentuk sel tubuh, hewan, dan manusia. Sebanyak tiga perempat (3/4) zat padat dalam tubuh adalah protein. Oleh karena itulah protein disebut sebagai zat pembangun.

B. Sumber Protein
Sumber Protein Hewani
1. Red Meat (Daging Merah)
Konsumsi red meat seperti daging sapi, kambing dan domba baik untuk tubuh. Selain sebagai sumber protein, red meat juga penting sebagai sumber vitamin B12 and zat besi heme. Vitamin B12 merupakan vitamin yang sulit ditemui pada tumbuhan. Oleh sebab itu, orang yang hanya mengkonsumsi protein nabati memiliki resiko kekurangan vitamin B12. Zat besi terdapat dalam 2 bentuk; heme dan non-heme. Zat besi heme adalah tipe zat besi yang lebih mudah untuk diserap oleh tubuh dibandingkan dengan non-heme. Oleh sebab itu, konsumsi red meat baik untuk memastikan kecukupan zat besi pada tubuh.
2. White Meat (Daging Putih)
Ayam merupakan salah satu contoh sumber protein dari white meat. Sama halnya dengan red meat, ayam juga mengandung lemak dan kolesterol. Lemak ayam banyak terdapat pada kulit dan bagian paha ayam, oleh sebab itu pilihlah bagian dada ayam.
3. Fish (Ikan)
Tentunya kita semua sudah tahu kalau ikan merupakan makanan tinggi protein. Namun, berbeda dengan daging, kita tidak perlu kuatir akan kandungan lemak pada ikan. Beberapa jenis ikan, seperti gindara memiliki kadar lemak yang sangat rendah. Ikan lainnya seperti salmon dan tuna memiliki kandungan lemak yang cukup banyak, namun jangan kuatir karena lemak yang terkandung di dalamnya merupakan lemak baik Omega 3.
4. Susu dan produk olahannya
80% protein pada whole milk merupakan protein kasein, sedangkan 20% sisanya adalah protein whey. Kombinasi kedua jenis protein ini akan mengoptimalkan latihan sixpack Anda. Protein whey dapat diserap dengan cepat oleh tubuh sehingga cocok untuk dikonsumsi sebelum latihan. Sebaliknya, efek slow release dari protein kasein baik untuk mempertahankan kandungan protein selama Anda tidur. Susu tinggi protein kasein dapat ditemukan pada L-Men Regular Slow Release Formula.
5. Telur
Telur adalah salah satu makanan yang lazim untuk dikonsumsi oleh penggemar fitnes untuk memenuhi kebutuhan protein yang tinggi sejak dahulu kala. Why is that? Kualitas protein dinilai dengan beberapa parameter, salah satunya adalah biological value (BV). Semakin tinggi nilai BV artinya protein semakin mudah protein terserap dalam tubuh. Dibandingkan dengan sumber protein lainnya, nilai BV (whole eggs) adalah yang paling tinggi, yaitu 100.
6. Ikan Teri
Mungkin Anda akan terkejut dengan fakta ini. Yes, makanan yang sering kali disepelekan ini (sering mendapatkan predikat “makanan rakyat”) ternyata tinggi kandungan proteinnya. Walaupun ukurannya kecil, ternyata kandungan proteinnya mencapai 10%. Selain protein, Anda juga bisa mendapatkan kalsium dari konsumsi ikan teri. Kecil-kecil cabe rawit!

Sumber Protein Nabati
1. Kedelai (Beans)
Kacang kedelai (soybean) merupakan protein nabati yang paling digemari. Hal ini disebabkan oleh kandungan proteinnya yang tinggi, namun harganya yang lebih terjangkau. Susu kedelai juga mempunyai manfaat bagi orang yang memiliki lactose intolerance atau alergi terhadap susu sapi. Selain itu, kacang kedelai juga mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas.
Masih dalam kategori beans, kacang hijau (mungbean) juga merupakan alternatif makanan tinggi protein. Selain protein, kacang hijau juga memberikan nutrisi lain, seperti: vitamin, mineral, dan serat.
2. Kacang-kacangan
Good news buat Anda yang suka makan kacang. Selain rasanya yang enak, ternyata kacang tinggi akan protein. Namun bagaimana dengan lemaknya? Anda tidak perlu kuatir karena lemak pada kacang merupakan lemak yang baik untuk kesehatan jantung. Namun dengan segala kebaikannya, bukan berarti Anda bisa mengkonsumsinya dalam jumlah yang terlalu banyak, bisa-bisa malah mengantarkan Anda ke perut one pack daripada sixpack.
3. Biji-bijian (Grains)
Biji-bijian atau grains, seperti misalnya gandum, memang lebih banyak dikenal sebagai sumber karbohidrat. Namun, tahukah Anda kalau biji-bijian juga mengandung protein? Pada gandum, kandungan protein bisa mencapai sekitar 9%. Surprising fact, yes? Namun demikian, konsumsi grains sebaiknya dibatasi, terutama bagi Anda yang sedang menjalani diet rendah karbo.
4. Polong-polongan (Peas)
Peas atau polong-polongan (misalnya seperti kacang polong) bukanlah sayuran yang biasa dikonsumsi oleh orang Indonesia. Namun, Anda mungkin saja tertarik untuk memvariasikan diet Anda dengan kacang polong setelah mengetahui bahwa kacang polong juga mengandung protein selain serat, vitamin, dan mineral.

C. Pencernaan Protein Dalam Tubuh
Pencernaan protein dimulai di lambung yaitu oleh bantuan enzim pepsin dan disekresi dalam bentuk tidak aktif yaitu pepsinogen. Kondisi lambung yang asam akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin memecah protein menjadi polipeptida.
Pencernaan protein berlanjut di usus halus atau duodenum. Enzim-enzim pankreas yaitu tripsin, kimotripsin, dan karbosipeptidase disekresi dalam bentuk tidak aktif. Enzim enterokinase akan mengubah tripsinogen menjadi tripsin. Selanjutnya, tripsin akan mengubah enzim-enzim lain ke bentuk aktif. Enzim-enzim tersebut akan mencerna polipeptida menjadi peptide.
Enzim brush border seperti karbosipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase memecah peptide dan dipeptida menjadi asam amino. Setiap harinya sekitar 50 g asam amino harus diabsorpsi untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif yaitu sintesis protein (nitrogen) melebihi kecepatan pemecahan dan pembuangannya. Keseimbangan nitrogen negatif berarti pemecahan protein melebihi sintesisnya, hal ini terhadi pada waktu sakit, misalnya infeksi atau luka bakar.
Asam amino kemudian diabsorpsi ke dalam kapiler darah usus halus. Protein yang tidak dapat terurai bersamaan dengan yang lainnya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon atau usus besar.

D. Fungsi protein
Protein memainkan peran utama dalam memastikan kesehatan tubuh Anda. Ada tak terhitung fungsi protein dalam tubuh. Nah, fungsi utama protein termasuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, regulasi proses tubuh dan pembentukan enzim dan hormon. Baca lebih lanjut artikel berikut untuk mempelajari informasi tentang peran protein dalam kesehatan tubuh manusia.
Protein membantu dalam pembentukan antibodi yang memungkinkan tubuh untuk melawan infeksi. Protein berfungsi sebagai pemasok energi utama. Ada jenis khas protein, masing-masing melakukan fungsi yang unik dalam tubuh. Protein membentuk bagian utama dari tubuh Anda, di samping air.
Komposisi protein dalam tubuh adalah seperti otot yang berisi sekitar 1 / 3 protein, tulang tentang bagian 1 / 5 dan kulit terdiri dari 1 / 10 bagian. Bagian lainnya adalah protein dalam jaringan tubuh dan cairan lainnya. Bahkan darah manusia pun mengandung banyak protein. Selain itu, molekul hemoglobin tidak lain adalah protein.
Tubuh kita membutuhkan protein untuk tujuan pemeliharaan dan pertumbuhan yang sehat. Kebutuhan mengonsumsi lebih banyak protein terutama pada bayi, anak-anak, wanita hamil dan pasien yang baru pulih dari sakitnya. Ada “kerusakan protein” yang terjadi secara konstan dalam tubuh dan ini menjelaskan alasan mengapa kita perlu mengkonsumsi protein setiap hari secara teratur. Merupakan hal yang penting untuk memastikan bahwa Anda memiliki asupan protein harian dalam jumlah sesuai yang disarankan, sehingga hal ini dapat membantu meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh Anda.

E. Pembagian Jenis Protein
a. Protein bentuk serabut (fibrous)
Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan protein utama serat otot.
b. Protein globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
Menurut kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi :
1. Albumin : laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Contoh : albumin telur, albumin serum.
2. Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam, mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat. Contoh : Ixiosinogen dalam otot.
3. Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa encer. Contoh : Histo dalam Hb.
4. Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air maupun alcohol absolut. Contoh : prolaamin dalam gandum.
5. Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer. Contoh : Hisron dalam Hb.
6. Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas. Contoh : salmin dalam ikatan salmon.

c. Protein konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Protein adalah salah satu bio-makromolekul yang penting perananya dalam makhluk hidup. Fungsi dari protein itu sendiri secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu sebagai bahan struktural dan sebagai mesin yang bekerja pada tingkat molekular. Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat empat). Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan oleh ikatan hidrogen.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan sumber yang cukup mendasar bagi judul makalah ini. Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasannya menggunakan metode pendeskripsian dan argumentasi untuk masalah yang dituangkan dalam makalah ini. Penggunaan gaya bahasa yang mudah dipahami membuat sebuah kajian baru dalam menyelesaikan suatu studi kasus.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dan kritik dari para pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan, dalam mengetahui tentang struktur dan fungsi protein bagi kehidupan.



DAFTAR PUSTAKA

Boyle, M.A., & Long, S. (2010). Personal Nutrition. Belmont: Wadsworth Cengage Learning
International Fitness Association (IFA). (2008). Fitness ABC’s Training Manual & Fitness Instructor Certification Course.
Jeukendrup, A., & Gleeson, M. (2004). Sport Nutrition an introduction to energy production and performance. USA: Human Kinetics, Inc.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. (2009). Tabel komposisi pangan Indonesia. Jakarta: Elex Media Komputindo

Rabu, 01 Mei 2013

MAKALAH MANUSIA KERAGAMAN DAN KESEJAHTERAAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat. Keragaman merupakan salah satu faktor utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang. Sebagai fakta, keragaman sering ditanggapi secara berbeda oleh semua lapisan masyarakat. Di satu sisi diterima sebagai kenyataan yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit.
Keadaan masyarakat Indonesia pada saat ini dirasakan masih sangat memprihatinkan. Banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan kesejahteraan yang layak untuk keberlangsungan hidupnya menjadi salah satu bahasan utama dalam makalah ini. Minimnya lapangan pekerjaan,pembangunan yang tidak merata dan kepadatan penduduk di masing-masing daerah menjadi salah satu contoh penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia.
Rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM), masih belum bisa mengembangkan potensinya terhadap SDA yang ada, sehingga SDA yang kita punya belum dapat diolah sendiri. Hal itu disebabkan rendahnya mutu pendidikan yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang diatas terdapat rumusan masalah yang selanjutnya akan kami bahas pada makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan keragaman manusia?
2. Apa definisi dari kesejahteraan?
3. Bagaimana hubungan manusia, keragaman dan kesejahteraan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi keragaman manusia
2. Menjelaskan definisi dari kesejahteraan
3. Menjelaskan hubungan manusia, keragaman dan kesejahteraan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keragaman
Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang.
Sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit. Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
Keragaman adalah kondisi dimana di dalamnya terdapat berbagai perbedaan baik ras, agama, dan keyakinan, sedangkan kesederajatan adalah sama tingkatan (pangkat, kedudukan), dimana adanya perbedaan tetap berada pada satu tingkatan atau kedudukan yang sama
Keragaman adalah perbedaan yang indah, sehingga dalam keragaman kita harus berpikir keindahan yang sangat unik. Karena jika kita tidak melihat suatu perbedaan kita tidak akan melihat suatu keindahan karena tidak ada perbandingan. Sayang banyak individu melihat perbedaan atau keragaman yang berada disekitar mereka adalah sesuatu yang salah. Seharusnya mereka dapat berpikir bagaimana kita dapat menilai sesuatu jika kita tidak dapat membandingkan sesuatu. Aneh tapi itulah kenyataan, kita akan mengerti sesuatu itu indah, itu baik, itu bagus ketika kita sudah menemukan sesuatu pembanding untuk membandingkan sesuatu yang kita nilai. Oleh sebab itu marilah kita berpikir keindahan saat kita menemukan perbedaan sehingga kita dapat memberikan sesuatu yang bearti dalam kehidupan kita. Dan itulah hakikat dari keragaman dan perbedaan.




B. Kesejahteraan
Pengertian
Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti.
• Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.
• Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal (lihat ekonomi kesejahteraan), seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial.
• Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara sejahtera.
• Di Amerika Serikat, sejahtera menunjuk ke uang yang dibayarkan oleh pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan finansial, tetapi tidak dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah yang dibayarkan biasanya jauh di bawah garis kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti sedang mencari pekerjaan atau kondisi lain, seperti ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya untuk dapat bekerja. Di beberapa kasus penerima dana bahkan diharuskan bekerja, dan dikenal sebagai workfare.
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Indonesia
Tahun demi tahun, pemerintahan telah silih berganti, namun pertanyaan yang patut terlontarkan, sudah sejahterakah rakyat di negeri ini? Pertanyaan tersebut patut dikemukakan sebab hampir di setiap rezim pemerintahan, jargon kesejahteraan selalu diusungnya. Bahkan hal tersebut selalu digunakan untuk membius pikiran dan keinginan rakyat agar selaras dengan kemauan pemerintah.
Bagi pemerintah ketika pertanyaan tersebut terlontar mungkin akan menjawab sudah, namun bagi sebagian masyarakat akan menjawab belum.
Lalu apa sebenarnya parameter atau indikator kesejahteraan. Banyak teori untuk menilai kesejahteraan rakyat, salah satunya adalah Indeks pembangunan masyarakat (IPM), atau indeks kesejahteraan masyarakat (human development indeks). Berkaitan dengan IPM ini UNDP di bawah bendera PBB mencantumkan tiga indikator yaitu pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Artinya tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat, tergantung pada tiga hal ini, bila sebagian besar sudah terpenuhi ketiganya berarti tingkat kesejahteraan di negara tersebut cukup tinggi.
Pada awalnya untuk menilai tingkat kesejahteraan masyarakat menggunkana indikator GNP (grost nasional product) dan indikator lain yang selaras seperti tingkat inflasi, pengangguran, investasi, tingkat pembelanjaan pemerintah, tingkat konsumsi dan posisi neraca perdagangan. Teori ini dipresentasikan oleh John Mayard Keynes dan diterima PBB sebagai alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan rakyat sebuah negara. Namun beberapa tahun belakang indikator tersebut mulai ditinggalkan. UNDP mulai menggunakan indikator lain dalam menilai tingkat kesejahteraan rakyat sebuah negara, seorang pakar ekonomi Pakistan, Mahbub ul haq mulai mengembangkan konsep baru. Beliau mengoreksi cara mengukur tingkat kesejahteraan dengan GNP. Tingginya angka GNP tingginya tingkat kesejahteraan rakyat tidak dapat diterima begitu saja. Sebab angka GNP adalah angka rata-rata. Sementara rata-rata bermakna bahwa masyarakat dapat mengakses kehidupan dengan rata dan mempunyai pendapatan yang rata juga, padahal tidak demikian.
Gambaran mudahnya, dengan masuknya beberapa konglomerat kaya ke suatu negara secara otomatis mendongkrak angka GNP padahal dibalik itu banyak rakyat yang dalam keadaan kekurangan. Sehingga Amartya sen, ekonom kelahiran India, penerima Nobel ekonomi pernah mengatakan kemiskinan tidak selalu identik dengan kekurangan pangan namun dapat saja karena kurang adanya pemerataan, disinilah beliau menekankan pentingnya distribusi.
Berpijak dari sanalah dikembangkan indikator kesejahteraan lain, yaitu indeks pembanguna masyarakat. Sementara itu hal selaras yang saat ini masih menjadi perbincangan hangat yaitu adanya keinginan sebagian masyarakat yang ingin memasukkan variabel moral, dan tingkat partisipasi masyarakat dalam politik ke dalam indikator IPM. Pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat hanya mengukur kesejahteraan fisik saja sementara non fisiknya belum terukur maka perlu memasukkan variabel tersebut, bahkan akhir akhir ini, indeks demokrasi, perlakuan jender masuk dalam pengukuran IPM.

C. Hubungan Manusia, Keragaman, dan Kesejahteraan
Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep kesejahteraan dan keragaman. Konsep kesejahteraan biasanya dihubungkan dengan ekonomi, status sosial, dan berbagai hal lainnya yang mencirikan perbedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan. Sedangkan konsep keragaman merupakan hal yang wajar terjadi pada kehidupan dan kebudayaan umat manusia.
Penilaian atas realisasi kesejahteraan dan keragaman pada umat manusia, khususnya pada suatu masyarakat, dapat dikaji dari unsur-unsur universal ekonomi pada berbagai periodisasi kehidupan masyarakat. Sehubungan dengan itu Negara kebangsaan Indonesia terbentuk dengan ciri yang amat unik dan spesifik.
Secara rinci keberadaan Keluarga Sejahtera digolongkan ke dalam lima tingkatan sebagai berikut:
1. Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS), yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, pangan, sandang papan dan kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I (KS I), yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya (socio psychological needs), seperti kebutuhan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
3. Keluarga Sejahtera II (KS II), yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan sosial-psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya (developmental needs) seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga Sejahtera III (KS III), yaitu kelurga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial-psikologis dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
5. Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus), yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan serta telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai manusia hubungannya dengan keragaman dan kesejahteraan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keragaman dan kesejahteraan rakyat di Indonesia belum terlaksana dengan baik. Dalam kasus Kesejahteraan rakyat yang mencakup bidang ekonomi, pelayanan kesehatan untuk masyarakat (terutama masyarakat miskin), pelayanan sosial yang ada di dalam atau luar lingkup kerja, dan pendidikan.
Berdasarkan data yang diperoleh, hal tersebut belum relevan dengan pasal 27 ayat 1 dan ayat 2 tentang kedudukan yang sama dalam hukum ( penghidupan yang layak ).
Kesejahteraan di indonesia tentang pembangunan juga belum memadai, daerah yang terpencil sekali pun belum tersentuh dengan adanya barang/benda yang modern, karena tidak adanya sosialisasi dari pemerintah setempat, untuk membangun wilayahnya agar lebih baik lagi.
Keragaman menunjukkan adanya banyak macam, banyak jenis. Keragaman manusia yang dimaksud di sini yakni manusia memiliki perbedaan. Perbedaan itu ada karena manusia adalah mahkluk individu yang setiap individu memiliki ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.

B. Saran
Seharusnya pemerintah memikirkan cara lain untuk membantu menyejahterakan rakyatnya karena menurut penulis cara pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat masih belum tepat. Pemerintah juga harus membuat lapangan pekerjaan baru, meringankan beban masyarakat yang kurang mampu, memang benar pada era sekarang pemerintah mempunyai banyak program untuk mengurangi biaya apapun untuk orang yang tidak mampu, tetapi pada prosesnya untuk hal tersebut akan di persulit oleh pihak-pihak tertentu.

DAFTAR PUSTAKA


Husodo, S.,Y., 2006 pancasila : jalan menuju negara kesejahteraan,yogyakarta,14 agustus 2006
Soemardjan, S., 1991. Pancasila dalam kehidupan sosial, Jakarta : BP 7 pusat
Prof.Dr.H.Tukitan Taniredja.MM : Praigma pendidikan pancasila , penerbit :Alfabeta
M Zaid Wahyudi. 2009. Jadikan Toleransi sebagai Modal. Artikel-artikel
Islam ( http://ajaranislam.com, dikutip tanggal 20 Oktober 2009 )
2009. Mengenali dan Mengelola Keragaman
Undang-Undang Dasar 1945

MAKALAH PERMODALAN KOPERASI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Koperasi dalam melaksanakan aktivitas usaha dan sebagai Badan Usaha sangat ditentukan terhadap besar kecilnya modal yang digunakan. Sejak munculnya UU Koperasi no. 79 Tahun 1958, no. 12 Tahun 1967 dan sekarang UU Perkoperasian no. 25 Tahun 1992 simpanan koperasi adalah merupakan modal. Kalangan masyarakat awam pengertian modal koperasi dipersamakan dengan simpanan, sedangkan simpanan koperasi hanya meliputi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib.
Sebelum UU seperti tersebut diatas yaitu UU tahun 1915, 1927, 1933 dan 1949 tidak mengatur tentang permodalan koperasi dan bidang usaha lainnya, namun hanya mengatur masalah pengertian dan identitas koperasi, aspek kelembagaan, dan pengesahan oleh pemerintah. Sedangkan aspek usaha atau bila koperasi menjalankan aktivitas usaha mempedomani hukum sipil yang berlaku pada saat itu. Maka dengan demikian istilah yang digunakan untuk modal koperasi adalah andil atau saham, sama dengan yang digunakan oleh perusahaan pada umumnya.
Ada yang berpandangan bahwa istilah simpanan merupakan ciri khas koperasi Indonesia. Akan tetapi kekhasan tersebut tidak akan ada gunanya jika tidak memiliki keunggulan dibanding yang lain. Namun justru sebaliknya kekhasan bisa menempatkan koperasi menjadi eksklusif yang susah berkompetisi atau bahkan tersisih dalam kancah dunia usaha. Tidak ada bahwa rumusan ICA Cooperative Identity Statement ( ICIS ; 1995 ) menempatkan koperasi dalam posisi eksklusif. Koperasi harus berani tampil dalam lingkungan dunia usaha memperjuangkan ekonomi anggota yang berdampingan dengan dunia usaha lainnya. Baru mulai tahun 1992 ditegaskan bahwa perbedaan pengertian status modal koperasi, yaitu modal sendiri dengan modal pinjaman.




B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di ambil sebuah rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian dari modal koperasi?
2. Apa saja sumber dari permodalan koperasi?
3. Bagaimana jika ada SHU(sisa hasil usaha) dari sebuah koperasi?
4. Apa saja jenis dan bentuk dari koperasi?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian dari modal koperasi
2. Menjelaskan sumber-sumber dari permodalan koperasi
3. Menjelaskan tentang SHU(sisa hasil usaha) dari sebuah koperasi
4. Menjelaskan jenis dan bentuk dari koperasi


BAB II
PEMBAHASAN

A. Modal Koperasi
Pengertian modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan koperasi adalah sama, yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan usaha. Koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang mengumpulkan modal untu modal usaha dan setiap orang mempunyai hak yang sama.

B. Permodalan Koperasi
Sumber - Sumber Modal Koperasi
1. Modal Dasar
Tujuan utama mendirikan sebuah organisasi koperasi adalah untuk mengakumulasikan potensi keuangan para pendiri dan anggotanya yang meskipun pada awalnya berjumlah kecil tetapi tetap ada.
2. Modal Sendiri
o Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib disetorkan ke dalam kas koperasi oleh para pendiri atau anggota koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat ditarik kembali oleh anggota koperasi tersebut selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi.
o Simpanan Wajib
Konsekuensi dari simpanan ini adalah harus dilakukan oleh semua anggota koperasi yang dapat disesuaikan besar kecilnya dengan tujuan usaha koperasi dan kebutuhan dana yang hendak dikumpulkan, arena itu akumulasi simpanan wajib para anggota harus diarahkan mencapai jumlah tertentu agar dapat menunjang kebutuhan dana yang akan digunakan menjalankan usaha koperasi.


3. Dana Cadangan
Dana cadangan ialah sejumlah uang yang diperoleh dari sebagian hasil usaha yang tidak dibagikan kepada anggotanya; tujuannya adalah untuk memupuk modal sendiri yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila koperasi membutuhkan dana secara mendadak atau menutup kerugian dalam usaha.
4. Hibah
Hibah adalah bantuan, sumbangan atau pemberian cuma-cuma yang tida mengharapkan pengembalian atau pembalasan dalam bentuk apapun. Siapa pun dapat memberikan hibah kepada koperasi dalam bentuk apapun sepanjang memiliki pengertian seperti itu; untuk menghindarkan koperasi menjadi tergantung dengan pemberi hibah sehingga dapat mengganggu prinsip-prisnsip dan asas koperasi.
3. Modal Pinjaman
o Pinjaman dari Anggota
Pinjaman yang diperoleh dari anggota koperasi dapat disamakan dengan simpanan sukarela anggota. Kalau dalam simpanan sukarela, maka besar kecil dari nilai yang disimpan tergantung dari kerelaan anggota. sebaliknya dalam pinjaman, koperasi meminjam senilai uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang berasal dari anggota.
o Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal. Bentuk dan lingkup kerja sama yang dibuat bisa dalam lingkup yang luas atau dalam lingkup yang sempit; tergantung dari kebutuhan modal yang diperlukan.
o Pinjaman dari Lembaga Keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada koperasi sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari negara-negara yang bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
o Obligasi dan Surat Utang
Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
o Sumber Keuangan Lain
Semua sumber keuangan, kecuali sumber keuangan yang berasal dari dana yang tidak sah dapat dijadikan tempat untuk meminjam modal.
Distribusi Cadangan Koperasi
Cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai Anggaran Dasar yang menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa25 % dari SHU yang diperoleh dari usaha anggota disisihkan untuk Cadangan , sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha anggota sebesar 60 % disisihkan untuk Cadangan. Banyak sekali manfaat distribusi cadangan, seperti contoh di bawah ini:
1. Memenuhi kewajiban tertentu
2. Meningkatkan jumlah operating capital koperasi
3. Sebagai jaminan untuk kemungkinan kemungkinan rugi di kemudian hari
4. Perluasan usaha

C. Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
Pengertian SHU
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut :
• Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
• SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
• Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
• Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.
• Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
• Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.
Dasar SHU
Informasi Dasar
Beberapa informasi dasar dalam penghitungan SHU anggota diketahui sebagai berikut :
1. SHU Total Koperasi pada satu tahun buku
2. Bagian (persentase) SHU anggota
3. Total simpanan seluruh anggota
4. Total seluruh transaksi usaha (volume usaha atau omzet) yang
5. bersumber dari anggota.
6. Jumlah simpanan per anggota
7. Omzet atau volume usaha per anggota
8. Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota
9. Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota

Istilah-istilah Informasi dasar :
• SHU Total adalah SHU yang terdapat pada neraca atau laporan laba-rugi koperasi setelah pajak (profit after tax)
• Transaksi anggota adalah kegiatan ekonomi (jual beli barang atau jasa), antara anggota terhadap koperasinya.
• Partisipasi modal adalah kontribusi anggota dalam memberi modal koperasinya, yaitu bentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan usaha, dan simpanan lainnya.
• Omzet atau volume usaha adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan.
• Bagian (persentase) SHU untuk simpanan anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa modal anggota
• Bagian (persentase) SHU untuk transaksi usaha anggota adalah SHU yang diambil dari SHU bagian anggota, yang ditujukan untuk jasa transaksi anggota.

Rumus Pembagian SHU
• Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.
• Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut: Cadangan koperasi 40%, jasa anggota 40%, dana pengurus 5%, dana karyawan 5%, dana pendidikan 5%, dana sosial 5%, dana pembangunan lingkungan 5%.
• Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.

• SHU Per anggota: SHUA = JUA + JMA
Di mana : SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota
JUA = Jasa Usaha Anggota
JMA = Jasa Modal Anggota


• SHU per anggota dengan model matematika
SHU Pa = Va X JUA + Sa X JMA
VUK TMS
Dimana :
SHU Pa : Sisa Hasil Usaha per Anggota
JUA : Jasa Usaha Anggota
JMA : Jasa Modal Anggota
VA : Volume usaha Anggota (total transaksi anggota)
UK : Volume usaha total koperasi (total transaksi Koperasi)
Sa : Jumlah simpanan anggota
TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)

Prinsip-prinsip pembagian SHU koperasi
1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
Pada umumnya SHU yang dibagikan kepada anggota koperasi, bersumber dari anggota itu sendiri. Sedangkan SHU yang sifatnya bukan berasal dari transaksi dengan anggota pada dasarnya tidak dibagi kepada anggota, tetapi dijadikan sebagai cadangan koperasi. Dalam hal ini sebuah koperasi tertentu, bila SHU yang bersumber dari non anggota cukup besar, maka rapat anggota dapat menetapkannya untuk dibagi secara merata selama pembagian tersebut tidak mengganggu likuiditas koperasi.
Pada koperasi yang pengelolaan dan pembukuannya sydah bai, pada umumnya terdapat pemisahan sumber SHU yang asalnya dari non-anggota. Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukan dalam pembagian SHU adalah melakukan pemisahan antara yang bersumber dari hasil transaksi usaha dengan anggota dan yang bersumber dari non-anggota.
2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
SHU yang diterima oleh setiap anggota pada dasarnya merupakan insentif dari modal yang diinvestasikannya dan dari hasil transaksi yang dilakukan anggota koperasi. Oleh karena itu, dibutuhkan penentuan proporsi SHU untuk jasa modal dan jasa transaksi usaha yang akan dibagikan kepada para anggota koperasi.
Dari SHU bagian anggota koperasi, harus ditetapkan beberapa persentase untuk jasa modal, misalkan 30% dan sisanya sebesar 70% berarti digunakan untuk jasa usaha. Sebenarnya belum ada formula yang baku mengenai penentuan proporsi jasa modal dan jasa transaksi usaha, tetapi hal ini dapat dilihat dari struktur pemodalan koperasi itu sendiri.
Apabila total modal sendiri yang dimiliki koperasi sebagian besar bersumber dari simpanan-simpanan anggota (bukan dari donasi ataupun dana cadangan), maka disarankan agar proporsinya terhadap pembagian SHU bagian anggota diperbesar, tetapi tidak akan melebihi dari angka 50%. Hal ini harus diperhatikan untuk tetap menjaga karakter yang dimiliki oleh koperasi itu sendiri, dimana partisipasi usaha masih lebih diutamakan.
3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
Proses perhitungan SHU per-anggota dan jumlah SHU yang dibagi kepada anggota harus diumumkan secara transparan dan terbuka, sehingga setiap anggota dapat dengan mudah menghitung secara kuantitatif berapa besaran partisipasinya kepada koperasi. Prinsip ini pada dasarnya juga merupakan salah satu proses pendidikan bagi anggota koperasi dalam membangun suatu kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses demokrasi. Selain itu juga untuk mencegah kecurigaan yang dapat timbul antar sesama anggota koperasi.
4. SHU anggota dibayar secara tunai.
SHU yang dibagikan per anggota haruslah diberikan secara tunai, karena dengan demikian koperasi membuktikan dirinya sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan masyarakat mitra bisnisnya.

D. Jenis dan Bentuk Koperasi
• Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan bagi anggota dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota. Koperasi konsumen berperan dalam mempertinggi daya beli sehingga pendapatan riil anggota meningkat. Pada koperasi ini, angggota memiliki identitas sebagai pemilik (owner) dan sebagai pelanggan (customer). Dalam kedudukan anggota sebagai konsumen, kegiatan mengkonsumsi (termasuk konsumsi oleh produsen) adalah penggunaan mengkonsumsi barang/jasa yang disediakan oleh pasar. Adapun fungsi pokok koperasi konsumen adalah menyelenggarakan:
o Pembelian atau pengadaan barang/jasa kebutuhan anggota yang dilakukan secara efisien, seperti membeli dalam jumlah yang lebih besar.
o Inovasi pengadaan, seperti sumber dana kredit dengan bunga yang lebih rendah, diantaranya pemanfaatan dana bergulir, pembelian dengan diskon, pembelian engan kredit.
• Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya-anggotanya adalah para produsen. Anggota koperasi ini adalah pemilik (owner) dan pengguna pelayanan (user), dimana dalam kedudukannya sebagai produsen, anggota koperasi produsen mengolah bahan baku/input menjadi barang jadi/output, sehingga menghasilkan barang yang dapat diperjualbelikan, memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan kesempatan pasar yang dapat diperjualbelikan, memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan kesempatan pasar yang ada.
Koperasi produsen berperan dalam pengadaan bahan baku, input, atau sarana produksi yang menunjang ekonomi anggota sehingga anggota merasakan manfaat keberadaan koperasi karena mampu meningkatkan produktivitas usaha anggota dan pendapatannya. Koperasi ini menjalankan beberapa fungsi, di antarannya :
a. Pembelian ataupun pengadaan input yang diperlukan anggota.
b. Pemasaran hasil produksi (output) yang dihasilkan dari usaha anggota.
c. Proses produksi bersama atau pemanfaatan sarana produksi secara bersama.
d. Menanggung resiko bersama atau menyediakan kantor pemasaran bersama.
• Koperasi Produksi
Koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan & penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun anggota-anggota koperasi.
Dua macam koperasi produksi :
o Koperasi produksi kaum buruh, anggotanya orang-orang yang tidak mempunyai perusahaan sendiri
o Koperasi produksi kaum produsen yang anggotanya adalah orang-orang yang masing-masing mempunyai perusahaan sendiri.
• Koperasi Primer & Sekunder
Tentang Koperasi Primer dan Sekunder pebeedaannya adalah terletak pada “keanggotaan”: Koperasi primer anggotanya adalah orang-seorang dan Koperasi Sekunder anggotanya terdiri (organisasi) Koperasi. Dengan pemahaman yang lain, Koperasi Sekunder dibentuk oleh beberapa Koperasi Primer yang kemudian menggabung menjadi satu dan membentuk koperasi baru.
Pasal 15 : Koperasi dapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekunder.
Penjelasan Pasal 15
Pengertian Koperasi Sekunder meliputi semua Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi Primer dan/atau Koperasi Sekunder. Verdasarkan kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi. Koperasi Sekunder dapat didirikan oleh Koperasi sejenis maupun berbagai jenis atau tingkatan. Dalam hal Koperasi mendirikan Koperasi Sekunder dalam berbagai tingkatan, seperti selama ini yang dikenal sebagai Pusat, Gabungan, dan Induk, maka jumlah tingkatan maupun penamaannya diatur sendiri oleh Koperasi yang bersangkutan.
Pasal 1 ayat 3: Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.
ayat 4 : Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan Koperasi.
Pasal 6 : (1) Koperasi Primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang.
Penjelasan Pasal 6, ayat (1)
Persyaratan ini dimaksudkan untk menjaga kelayakan usaha dan kehidupan Koperasi. Orang-seorang pembentuk Koperasi adalah mereka yang memenuhi persyaratan keanggotaan dan mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
Pasal 6: (2) Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi.
Pasal 18
1. Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah setiap warga Negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hokum atau Koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
2. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.

Penjelasan Pasal 18, ayat (1)
Yang dapat menjadi anggota Koperasi Primer adalah orang-seorang yang telah mampu melakukan tindakan hokum dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Koperasi yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan sebagai konsekuensi Koperasi sebagai Badan Hukum. Namun demikian khusus bagi pelajar, siswa dan/atau yang dipersmakan dan dianggap belum mampu melakukan tindakan hokum dapat membentuk Koperasi, tetapi Koperasi tersebut tidak disahkan sebagai badan hokum dan statusnya hanya Koperasi tercatat.
Penjelasan Pasal 18, ayat (2)
Dalam hal terdapat orang yang ingin mendapat pelayanan menjadi anggota Koperasi, namun tidak sepenuhnya dapat memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar, mereka dapat diterima sebagai anggota luar biasa. Ketentuan ini memberi peluang bagi penduduk Indonesia bukan warga Negara dapat menjadi anggota luar biasa dari suatu Koperasi sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tentang Koperasi Primer dan Sekunder pebeedaannya adalah terletak pada “keanggotaan”: Koperasi primer anggotanya adalah orang-seorang dan Koperasi Sekunder anggotanya terdiri (organisasi) Koperasi. Dengan pemahaman yang lain, Koperasi Sekunder dibentuk oleh beberapa Koperasi Primer yang kemudian menggabung menjadi satu dan membentuk koperasi baru.
• Koperasi Primer
Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.
• Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
a. koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer.
b. gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat.
c. induk koperasi - adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian modal dalam sebuah organisasi perusahaan termasuk badan koperasi adalah sama, yaitu modal yang digunakan untuk menjalankan usaha.
2. Sumber - Sumber Modal Koperasi
o Modal Dasar
o Modal Sendiri (Simpanan Pokok, Simpanan Wajib)
o Dana Cadangan
o Hibah
o Modal Pinjaman (Pinjaman dari Anggota, Pinjaman dari Koperasi Lain, Pinjaman dari Lembaga Keuangan, Obligasi dan Surat Utang
o Sumber Keuangan Lain

3. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
o SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.
o SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.
o Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.
o SHU anggota dibayar secara tunai.
4. Jenis dan Bentuk Koperasi
o Koperasi Konsumen
o Koperasi Produsen
o Koperasi Produksi
o Koperasi Primer & Sekunder
o Koperasi Primer
o Koperasi Sekunder

B. Saran
Disarankan para pengurus koperasi untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota dan peningkatan pengelolaan modal kerja untuk mengembangkan usaha serta melakukan pencatatan, partisipasi anggota dengan tertib disertai pengawasan dari Badan Pemeriksa agar benar-benar terlihat mana partisipasi anggota yang aktif dan mana yang pasif. Dengan adanya pencatatan yang tertib dapat memudahkan pengurus untuk membagi SHU. Dan disarankan agar para anggota meningkatkan partisipasi dalam melakukan transaksi pada koperasi agar koperasi memperoleh pendapatan yang tinggi sehingga sisa hasil usaha mengalami kenaikan yang tinggi. Serta disarankan pihak Dinas Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil untuk dapat membimbing secara rutin pada koperasi ini dan dapat memberikan bantuan dana untuk pengembangan koperasi yang cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Drs. Arfinal., Perkoperasian Indonesia, Angkasa Bandung 1979.
Departemen Koparasi., koperasi Sebuah Pengantar, Jakarta, 1987.
http://amandaaugusta84.blogspot.com/2012/11/bentuk-shu-tujuan-dan-fungsi-koperasi.html
http://www.smecda.com/Files/Dep_SDM/Buku_Saku_Koperasi/2_JENIS_KOPERASI.pdf
http://teguhindrabastian.blogspot.com/2012/01/sisa-hasil-usaha-koperasi-shu-koperasi.html
http://nadiayolandam.blogspot.com/2010/11/koperasi-primer-dan-sekunder.html

MAKALAH PERAN PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak hal yang tengah terjadi pada bangsa ini salah satunya adalah fenomena merosotnya nilai-nilai moral dalam kehidupan para remaja kita. Tawuran pelajar, maraknya peredaran narkoba di kalangan siswa, adanya siswa yang terlibat dalam tindakan kriminal, dan tindakan-tindakan tidak terpuji lainnya merupakan keprihatinan kita bersama Tidak hanya di kalangan remaja saja, secara umum bangsa Indonesia dihadapkan berbagai problem dan krisis kebangsaan yang serius. Berbagai permasalahan silih berganti menyita perhatian semua anak bangsa. Jika tidak segera ditangani dan diantisipasi, maka problem dan krisis itu bisa mengarah pada bergesernya karakter (jati diri) bangsa ini, dari karakter positif ke negatif.
Belakangan ini, dalam dunia pendidikan banyak di bicarakan tentang pendidikan karakter. Munculnya pendidikan karakter sebagai wacana baru pendidikan nasional bukan merupakan fenomena yang mengagetkan. Sebab perkembangan sosial politik dan kebangsaan ini memang cenderung menghasilkan karakter bangsa. maraknya perilaku anarkis, tawuran antar warga, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, korupsi, kriminalitas, kerusakan lingkungan dan berbagai tindakan patologi lainnnya merupakan indikasi masalah akat dalam pembangunan kararter bangsa ini.
Hal tersebut telah menumbuhkan kesadaran betapa mendesaknya agenda untuk melakukan terobosan guna membentuk dan membina karakter para siswa sebagai generasi penerus bangsa. Sejumlah ahli pendidikan mencoba untuk merumuskan konsep-konsep tentang pendidikan karakter, dan sebagiannya lagi bahkan sudah melangkah jauh dalam mempraktekannya. Hal ini perlu dilakukan agar kita (umat Islam, yang merupakan mayoritas warga bangsa ini) tidak asing dengan tradisi keilmuannya sendiri.
Sedangkan, pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional.
Makanya, lembaga pendidikan pesantren memiliki posisi stategis dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sebagai salah satu bentuk pendidikan, pesantren mempunyai tempat tersendiri dihadapan masyarakat. Hal ini karena pesantren telah memberikan sumbangan yang besar bagi kehidupan bangsa dan pengembangan kebudayaan masyarakat.
Peran agama dalam dalam pembangunan telah memiliki legitimasi konstitusional dalam GBHN, yaitu dengan pernyataan bahwa agama adalah landasan etik, moral, dan spiritual bagi pembangunan. hal ini merupakan peluang tantangan bagi pesantren untuk mewujudkan cita-cita pembangunan yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Apa definisi dari pesantren?
2. Bagaimana pendidikan berkarakter di dalam pondok pesantren?
3. Bagaimana peran pesantren dalam pembentukan karakter?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan definisi dari pesantren
2. Menjelaskan pendidikan berkarakter di dalam pondok pesantren
3. Menjelaskan peran pesantren dalam pembentukan karakter


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pesantren
Pondok pesantren sebagai bagian integral dari institusi pendidikan berbasis masyarakat merupakan sebuah komunitas yang memiliki tata nilai tersendiri. Di samping itu, pesantren mampu menciptakan tata tertib yang unik, dan berbeda dari lembaga pendidikan yang lain. Peran serta sebagai lembaga pendidikan yang luas penyebarannya di berbagai pelosok tanah air, telah banyak memberikan saham dalam pembentukan Indonesia religius.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berada di lingkunagn masyarakat yang dilembagakan. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan bercirikan keagamaan. Sebagaimana tercantum dalam peraturan pemerintah No. 37 tahun 1991 pasal 3 ayat 3 disebutkan bahwa pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan warga belajar untuk menjalankan peranan yang menuntut penguasaan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan.
Pondok pesantren sebagai satuan pendidikan luar sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional. Sitem pendidikan mengandung beberapa subsistem yang saling berkaitan dengan tujuannya. Begitu pula pondok pesantren apabila dijadikan sebagai sistem pendidikan, maka harus memiliki subsistem tersebut.
Pondok pesantren memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Menggunakan pendekatan holistik dalam sistem pendidikan pondok pesantren. Artinya para pengasuh pondok pesantren memandang bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan kesatupaduan atau lebur dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari. Bagi warga pondok pesantren, belajar di pondok pesantren tidak mengenal perhitungan waktu.
2. Memiliki kebebasan terpimpin. Setiap manusia memiliki kebebasan, tetapi kebebasan itu harus dibatasi, karena kebebsan memiliki potensi anarkisme. Kebebasan mengandung kecenderungan mematikan kreatifitas, karena pembatasan harus dibatasi. Inilah yang dimaksud dengan kebebasan yang terpimpin. Kebebasan terpimpin adalah watak ajaran Islam.
3. Berkemampuan mengatur diri sendiri (mandiri). Di pondok pesntren santri mengatur sendiri kehidupannya menurut batasan yang diajarkan agama.
4. Memiliki kebersamaan yang tinggi. Dalam pondok pesantren berlaku prinsip; dalam hal kewajiban harus menunaikan kewajiban lebih dahulu, sedangkan dalam hak, individu harus mendahulukan kepentingan orang lain melalui perbuatan tata tertib.
5. Mengabdi orang tua dan guru. Tujuan ini antara lain melalui pergerakan berbagai pranata di pondok pesantren seperti mencium tangan guru, dan tidak membantah guru.

B. Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren
Pesantren sebagai salah satu sub sistem Pendidikan Nasional yang indigenous Indonesia, mempunyai keunggulan dan karakteristik khusus dalam mengaplikasikan pendidikan karakter bagi anak didiknya (santri). Hal itu karena :
 Adanya Jiwa dan Falsafah.
Pesantren mempunyai jiwa dan falsafah yang ditanamkan kepada anak didiknya. Jiwa dan falsafah inilah yang akan menjamin kelangsungan sebuah lembaga pendidikan bahkan menjadi motor penggeraknya menuju kemajuan di masa depan.
Ada Panca Jiwa yang terdiri dari :
a. Keikhlasan
b. Kesederhanaan
c. Kemandirian
d. Ukhuwah Islamiyah dan
e. Kebebasan dalam menentukan lapangan perjuangan dan kehidupan
Panca jiwa ini menjadi landasan ideal bagi semua gerak langkah pesantren.
Pesantren juga mempunyai falsafah yang menjadi mutiara hikmah bagi seluruh penghuni pesantren. Diantaranya ada Falsaafah kelembagaan, seperti :
1. Pondok adalah lapangan perjuangan, bukan lapangan penghidupan.
2. Hidupilah Pondok, dan jangan menggantungkan hidup kepada Pondok.
3. Pondok adalah tempat ibadah dan thalabul ‘ilmi.
4. Pondok berdiri di atas dan untuk semua golongan.
Berikutnya adalah falsafah pendidikan, seperti :
1. Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan oleh santri sehari-hari adalah pendidikan
2. Hidup sekali, hiduplah yang berarti.
3. Berani hidup tak takut mati, takut mati, jangan hidup, takut hidup mati saja.
4. Berjasalah, tetapi jangan minta jasa.
5. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.
6. Hanya orang penting yang tahu kepentingan, dan hanya pejuang yang tahu arti perjuangan.
Sedang diantara falsafah pembelajarannya adalah :
1. Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri.
2. Pondok memberikan kail, tidak memberi ikan.
3. Ujian untuk belajar, bukan belajar untuk ujian.
4. Ilmu bukan untuk ilmu, tetapi ilmu untuk amal dan ibadah.
 Terwujudnya Integralitas dalam Jiwa, Nilai, Sistem dan Standar Operasional Pelaksanaan.
Terciptanya integralitas yang solid pada jajaran para pendidik hingga anak didik, terhadap pemahaman jiwa, nilai, visi, misi dan orientasi, sistem hingga standar operasional pelaksanaan yang sama.
Transformasi nilai-nilai pendidikan pesantren yang berlangsung sepanjang tahun, melalui berbagai sarana (lisan, tulisan perbuatan dan kenyataan), telah mampu memadukan seluruh komponen pesantren dalam satu barisan. Sehingga tidak terjadi tarik-menarik kepentingan dan orientasi antara satu pihak dengan lainnya. Semuanya melandasi gerak langkahnya dengan bahasa keikhlasan, kesederhanaan, kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menggapai ridha Allah. Semua mempunyai pengertian dan keterpanggilan akan tanggungjawab untuk merealisasikan visi dan misi pendidikan pesantrennya. Semua mempunyai keterikatan pada sistem hingga kultur yang sudah terbentuk di pesantren. Karena mereka semua mempunyai kesadaran, keterpanggilan dan loyalitas baik kepada nilai, sistem maupun pemimpin. Soliditas ini menumbuhkan kekuatan yang dahsyat dalam proses pendidikan karakter di pesantren.
 Terciptanya Tri Pusat Pendidikan yang Terpadu.
Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari tiga faktor yang saling menopang dan mendukung, yaitu pendidikan sekolah, pendidikan keluarga dan pendidikan masyarakat, yang semua itu harus mendapat dukungan dari Pemerintah. Bila di luar lingkungan pendidikan pesantren hal ini sulit direalisasikan secara ideal dan optimal, alhamdulillah di pesantren, ketiga faktor pendidikan ini dapat dipadukan. Para santri hidup bersama dalam asrama yang padat kegiatan dan berdisiplin, dibawah bimbingan para guru dan pengasuh.
Integralitas Tri Pusat Pendidikan membantu terwujudnya integralitas kurikulum antara intra, co dan ekstra kurikuler yang saling menguatkan. Juga mewujudkan Integralitas ilmu pengatahuan, antara ilmu agama dan pengetahuan umum yang tidak terdikotomikan, serta menciptakan integralitas antara ilmu dan amal dalam kehidupan.
 Totalitas Pendidikan.
Pesantren menerapkan totalitas pendidikan dengan mengandalkan keteladanan, penciptaan lingkungan dan pembiasaan melalui berbagai tugas dan kegiatan. Sehingga seluruh apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh santri adalah pendidikan. Selain menjadikan keteladanan sebagai metode pendidikan utama, penciptaan miliu juga sangat penting.
Lingkungan pendidikan itulah yang ikut mendidik. Penciptaan lingkungan dilakukan melalui :
1. Penugasan
2. Pembiasaan
3. Pelatihan
4. Pengajaran
5. Pengarahan
6. serta keteladanan.
Semuanya mempunyai pengaruh yang tidak kecil dalam pembentukan karakter anak didik. Pemberian tugas tersebut disertai pemahaman akan dasar-dasar filosofisnya, sehingga anak didik akan mengerjakan berbagai macam tugas dengan kesadaran dan keterpanggilan.
Setiap kegiatan mengandung unsur-unsur pendidikan, sebagai contoh dalam kegiatan kepramukaan, terdapat pendidikan kesederhanaan, kemandirian, kesetiakawanan dan kebersamaan, kecintaan pada lingkungan dan kepemimpinan. Dalam kegiatan olahraga terdapat pendidikan kesehatan jasmani, penanaman sportivitas, kerja sama (team work) dan kegigihan untuk berusaha.
Pengaturan kegiatan dalam pendidikan Pesantren ditangani oleh Organisasi Pelajar yang terbagi dalam banyak bagian, sepertti bagian Ketua, Sekretaris, Bendahara, Keamanan, Pengajaran, Penerangan, Koperasi Pelajar, Koperasi Dapur, Kantin Pelajar, Bersih Lingkunan, Pertamanan, Kesenian, Ketrampilan, Olahraga, Penggerak Bahasa, dll.
Kegiatan Kepramukaan juga ditangani oleh Koordinator Gerakan Pramuka dengan beberapa andalan; Ketua Koordinator Kepramukaan, Andalan koordinator urusan kesekretariatan, Andalan koordinator urusan keuangan, Andalan koordinator urusan latihan, Andalan koordinator urusan perpustakaan, Andalan koordinator urusan perlengkapan, Andalan koordinator urusan kedai pramuka, dan Pembina gugusdepan.
Pendidikan organisasi ini sekaligus untuk kaderisasi kepemimpinan melalui pendidikan self government. Sementara itu pada level asrama ada organisasi sendiri, terdiri dari ketua asrama, bagian keamanan, penggerak bahasa, kesehatan, bendahara dan ketua kamar. Setiap club olah raga dan kesenian juga mempunyai struktur organisasi sendiri, sebagaimana konsulat (kelompok wilayah asal santri) juga dibentuk struktur keorganisasian. Seluruh kegiatan yang ditangani organisasi pelajar ini dikawal dan dibimbing oleh para senior mereka yang terdiri dari para guru staf pembantu pengasuhan santri, dengan dukungan guru-guru senior yang menjadi pembimbing masing-masing kegiatan. Secara langsung kegiatan pengasuhan santri ini diasuh oleh Bapak Pimpinan Pondok yang sekaligus sebagai Pengasuh Pondok.
Pengawalan secara rapat, berjenjang dan berlapis-lapis ini dilakukan oleh para santri senior dan guru, dengan menjalankan tugas pengawalan dan pembinaan, sebenarnya mereka juga sedang melalui sebuah proses pendidikan kepemimpinan, karena semua santri, terutama santri senior dan guru adalah kader yang sedang menempuh pendidikan. Pimpinan Pondok membina mereka melalui berbagai macam pendekatan;
1. Pendekatan program
2. Pendekatan manusiawi (personal) dan
3. Pendekatan idealisme.
Mereka juga dibina, dibimbing, disupport, diarahkan, dikawal, dievaluasi dan ditingkatkan. Demikianlah pendidikan karakter yang diterapkan Pondok Modern Gontor melalui berbagai macam kegiatannya. Kegiatan yang padat dan banyak akan menumbuhkan dinamika, dinamika yang tinggi akan membentuk militansi dan militansi yang kuat akan menimbulkan etos kerja dan produktivitas. Pada akhirnya anak didik akan mempunyai kepribadian yang dinamis, aktif, dan produktif dalam segala kebaikan.

C. Peran Pesantren Dalam Pembentukan Karakter
Pesantren memiliki fungsi ganda (dzu wujuh) dalam pembentukan sebuah karakter, yaitu
1. Sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang berfungsi untuk menyebar luaskan dan mengembangkan ilmu-ilmu keagamaan islam.
2. Pesantren berfungsi sebagai lembaga pengkaderan yang berhasil mencetak kader umat dan kader bangsa.
3. Pesantren juga befungsi sebagai agen reformasi sosial yang menciptakan perubahan dan perbaikan dalam kehidupanmasyarakat.
Pesantren memiliki pola pendidikan yang berbeda dengan pola pendidikan pada umumnya. Di pesantren terdapat pengawasan yang ketat menyangkut tata norma atau nilai terutama tentang perilaku peribadatan khusus dan norma-norma mu’amalat tertentu. Bimbingan dan norma belajar supaya cepat pintar dan cepat selesai boleh dikatakan hampir tidak ada. jadi, pendidikan dipesantren titik tekannya bukan pada aspek kognitif, tetapi justru pada aspek afektif dan psikomotorik.
Karakter pesantren yang demikian itu menjadikan pesantren dapat dipandang sebagai institusi yang evektif dalam pembangunan akhlak. Disinilah pesantren mengambil peran untuk menanggulangi persoalan-persoalan tersebut khususnya krisis moral yang sedang melanda. karena pendidikan pesantren merupakan pendidikan yang terkenal dengan pendidikan agama dan seharusnya mampu untuk mencetak generasi-generasi berkarakter yang sarat dengan nilai-nilai islam.
Dengan demikian pondok pesantren diharapkan mampu mencetak manusia muslim sebagai penyuluh atau pelopor pembangunan yang taqwa, cakap, berbudi luhur untuk bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan dan keselamatan bangsa serta mampu menempatkan dirinya dalam mata rantai keseluruhan sistem pendidikan nasional, baik pendidikan formal maupun non formal dalam rangka membangun manusia seutuhnya.




BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang tertua di Indonesia dan salah satu bentuk kebudayaan asli bangsa Indonesia. Lembaga dengan pola Kiai, Santri, dan Asrama telah dikenal dalam kisah dan cerita rakyat maupun sastra klasik Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Pendidikan karakter sesungguhnya bukan sekadar berurusan dengan proses pendidikan tunas muda yang sedang mengenyam masa pembentukan di dalam sekolah, melainkan juga bagi setiap individu di dalam lembaga pendidikan. Sebab pada dasarnya, untuk menjadi individu yang bertanggung jawab di dalam masyarakat, setiap individu harus mengembangkan berbagai macam potensi yang ada dalam dirinya, terutama mengokohkan moral yang akan menjadi panduan bagi peraksis mereka di dalam lembaga.
Pesantren memiliki fungsi ganda (dzu wujuh) dalam pembentukan sebuah karakter, yaitu:
1. Sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang berfungsi untuk menyebar luaskan dan mengembangkan ilmu-ilmu keagamaan islam.
2. Pesantren berfungsi sebagai lembaga pengkaderan yang berhasil mencetak kader umat dan kader bangsa.
3. Pesantren juga befungsi sebagai agen reformasi sosial yang menciptakan perubahan dan perbaikan dalam kehidupanmasyarakat.

B. Saran
Peran lembaga pendidikan pesantren dalam membentuk karakter generasi Bangsa tidak bisa dipandang sebelah mata. Pendidikan pesantren berkaitan erat dengan pendidikan berbasis moral yang mengajarkan peserta didiknya untuk memiliki karakter kuat dalam membentuk dan meneguhkan pribadi yang berkarakter.


DAFTAR PUSTAKA

Aziz Hamka Abdul. (2011). Pendidikan Karater berpusat pada Hati. Jakarta: Almawardi Prima
Ibn Miskawaih, (1992), Menuju Kesempurnaan Akhlak, Bandung,Mizan
Keosoema, Doni (2007). Pendidikan Karakter, strategi mendidik anak di zaman gobal. Jakarta: Grasindo
Najib Sulhan. (2010). Pendidikan Berbasis Karakter. Surabaya: Jape Press Media Utama (Jawa Pos Grup).
Shaleh Ahmad Asy-Syaami. (2002). Berakhlak dan Beradab Mulia contoh-Contoh dari Rasulullah. Depok: Gema Insani.
Zainal Abidin Bagir, dkk. (2005). Integrasi Ilmu dan Agama, Interpretasi dan Aksi, Bandung: Mizan Pustaka
http://iprafuns.blogspot.com/2010/02/peran-pesantren-dalam-pendidikan.html
http://berita.upi.edu/2011/05/31/peran-nilai-pesantren-dalam-pendidikan-karakter/

MAKALAH PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PIDATO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemilihan teori kemampuan berbicara sangatlah penting dilaksanakan dalam penguasaan teori pidato. Namun dalam kenyataannya masih banyak orang yang tidak dapat menerapkannya.
Masih terdapatnya orang yang kesulitan untuk dapat tampil dimuka umum memaparkan ide pikirannya kepada pendengar atau pemirsa. Tampil prima di depan khayalak memang membutuhkan keterampilan khusus yang tidak diperoleh secara cepat, namun melalui latihan-latihan dan pembiasaan. Selain itu tatakrama berbicara juga harus diperhatikan dengan serius, karena akan mempengaruhi kualitas pembicaraan. Banyak isi pembicaraan yang baik, jika tidak dibawakan dengan baik akan memperoleh hasil yang jelek, sebaliknya isi pembicaraan yang biasa-biasa saja tetapi karena dibawakan secara baik akan menghasilkan sambutan pendengar yang baik pula.
Keadaan yang seperti ini disebabkan diantarnya oleh kemampuan dalam bidang studi bahasa Indonesia yang belum dapat memberikan penjelasan mengenai teori-teori pidato yang sebenarnya. Agar dapat membentuk performasi lebih baik, perlu adanya perbaikan pembelajaran teori pidato dalam bidang studi bahasa Indonesia.
Berbicara bukan hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak
Bentuk performansi bahasa diantaranya adalah keterampilan berbicara. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa keterampilan berbicara adalah bagian dari keterampilan berbahasa yang merupakan catur tunggal yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pidato?
2. Bagaimana cara melaksanakan teori berkomunikasi dalam pidato?
3. Bagaimana cara melaksanakan pidato dalam forum?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian pidato
2. Menjelaskan teori berkomunikasi dalam pidato
3. Menjelaskan cara melaksanakan pidato dalam forum


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pidato
Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran, informasi, dan tujuan dari pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi. Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh karena itu, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek-aspek non kebahasaan (ekspresi wajah, kontak pandang, gerak tangan). Dengan demikian, berpidato adalah kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek non-kebahasaan yang dapat mendukung efisiensi dan efektivitas pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu. Sementara itu, ada tiga tujuan penyajian suatu pidato, yaitu menyampaikan informasi (informatif), meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasif), dan menghibur pendengar (rekreatif).

B. Teori Berkomunikasi dalam Pidato
Keterampilan berbicara adalah keterampilan/ kemampuan berbicara didalam dan diluar forum sebagai bentuk performansi berbahasa yang sangat erat hubungannya dengan penguasaan teori pidato. Karena seseorang yang dapat berbicara diantaranya adalah mempunyai kemampuan dasar tentang teori-teori berbicara. Semakin seseorang berkemampuan menguasai teori-teori berbicara semakin baik pula ia dalam keterampilan berbicara. Hanya teori dilapangan masih banyak kita dapatkan orang menyampaikan pidato dengan tidak terarah. Hal ini mencerminkan betapa lemahnya seseorang tersebut dalam menguasai teori berbicara. Artinya antara penguasaan teori pidato dengan keterampilan berbicara terdapat kaitan yang erat.
Dalam berpidato teori berkomunikasi sangatlah dianjurkan, karena dengan menguasai teori maka semua apa yang disampaikan akan menjadi lebih memukau. Berikut cara atau langkah menerapkan teori berkomunikasi dalam berpidato:
1. Persiapan diri sepenuhnya.
Langkah ini merupakan faktor ter penting dalam menanamkan keyakinan diri sebagai seorang pembicara. Adapun yang harus dipersiapkan itu' meliputi segala sesuatu yang akan kita perbuat dalam rangka melaksanakan pidato, diawali dengan berpikir tentang pidato yang akan disampaikan dalam waktu yang telah disediakan. Yang terpenting di sini adalah mencermati topik pidato yang akan disampaikannya. Tindakan itu akan menolong kita melenyapkan beberapa kekhawatiran tidak mampu menjawab pertanyaan yang timbul di kalangan hadirin atau beberapa pembicaraan yang mungkin dirasakan salah atau naif penyampaiannya.
2. Membiasakan diri dengan situasi pidato.
Lebih akrab dengan situasi pidato, dalam arti mengenali ruangan di mana akan berpidato, pengaturan kursi di ruangan, tipe hadirin yang akan dihadapi, dan sebagainya. Ini akan membuat dan menumbuhkan rasa percaya diri. Kebiasaan mengenali keadaan ini bisa meningkatkan kecakapan dalam, mengendalikan diri dalam berpidato, tidak terkecuali pula situasi pidatonya.
3. Libatkan apa yang diperlukan untuk berkomunikasi.
Langkah ini merupakan tindakan yang sulit untuk dilaksanakan sebelum tertolong sepenuhnya oleh pengembangan rasa percaya diri sebagai pembicara. Sering juga kita perlu berlatih dengan menggunakan "naskah".
4. Latihan. Latihan berpidato dan cara penyajiannya sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri.
5. Pengembangan gambaran diri komunikator.
Dengan cara ini kita memandang diri kita sendiri sebagai orang yang mampu, cakap, sangat penting, dan yakin sebagai seorang komunikator yang efektif dalam menjelaskan pesan komunikasinya kepada orang lain. Gambaran demikian bisa mempertinggi pemikiran tentang diri sebagai pembicara yang memiliki rasa percaya diri:. Dengan demikian proses pengembangan gambaran diri sebagai komunikator itu meliputi tiga langkah, yaltu: 1) bertindak seperti kita berkeyakinan, 2) meyakini kita punya rasa percaya diri, dan 3)kita menjadi percaya diri.

C. Melaksanakan Pidato dalam Forum
Dalam melaksanakan pidato dalam forum makan tentunya diperlukan langkah agar pidato yang disampaikan dapat diterima oleh para hadirin, dan agar tujuan pidato yang telah ditentukan itu bisa dicapai dan tepat sasaran, maka diperlukan persiapan yang efektif dan efisien. Berikut langkah-langkahnya::
a. Pemilihan topik dan tujuan pidato.
Langkah pertama, memilih pokok persoalan yang akan dibicarakan dalam pidato itu dan tujuan umum serta khusus yang hendak dicapai. Kedua hal itu dapat dilakukan sebagai berikut;
Dalam hal pemilihan topik pidato banyak pembicara menghabiskan waktunya untuk mencari dan memilih pokok persoalan yang bisa dijadikan topik pidato. Topik itu sangat banyak seperti masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, clan sebagainya. Memilih topik pembicaraan sangat berguna untuk mewujudkan adanya pertalian dan perhatian hadirin dengan pembicaranya. Bagaimanapun, kita harus mampu memanfaatkan waktu dan tenaga untuk mengkaji dan mengorganisasikan topik pembicaraan itu, sehingga bisa memperoleh beberapa hal yang bernilai, baik dari topiknya itu sendiri maupun dari penerapan prinsip pidatonya.
Jika awal pidato adalah membujuk, dalam upaya memengaruhi sikap dan atau perilaku hadirin, lebih baik kita memilih topik pem bicaraan yang disetujui bersama oleh kita dan hadirin, serta yang lebih memperkuat sikap hadirin yang timpak ketimbang mengubahnya. Atau kita harus memilih topik tentang hal yang bersifat netral dan membujuk hadirin agar merasa lebih baik seperti apa yang kita rasakan. Tentukan batasan dan ketajaman topik pembicaraan kita itu dengan proporsi yang bisa diatur. Jangan mencoba-coba mencakup aspek terlalu banyak. Lebih baik mengambil topik yang terbatas pada satu aspek yang mendalam ketimbang memilih topik yang luas cakupannya namun dangkal pembahasannya.
Dalam hal Penajaman tujuan pidato, umumnya ada tiga tipe pidato. Tipe pidato yang dipilih tergantung pada tujuan kita ber pidato, meskipun tidak mudah menarik garis perbedaan dari ketiga tipe itu. Perbedaan dimaksud lebih didasarkan pada tujuan praktis dan pendidikan ketimbang disebabkan oleh bentuknya yang jelas tampil. Ketiga tujuan pidato dimaksud adalah memberitahu, membujuk, dan mengisi mata acara pada upacara-upacara tertentu. Pidato informatif (bertujuan memberi tabu) dirancang untuk men ciptakan pengertian dalam arti menjelaskan, memberi penerangan, memperbaiki kesalahpahaman, mendemonstrasikan bagaimana sesuatu bekerja atau dikerjakan, menjelaskan bagaimana sesuatu disusun. Dalam pidato informatif tersebut kita lebih banyak mengandalkan bahan-bahan yang berperan lebih menjelaskan, misalnya ilustrasi, definisi, kesaksian, peragaan, dan sebagainya. Oleh karena itu prinsip utama dari pidato tersebut berpusat pada aspek deskripsi, definisi, dan demonstrasi.
Pidato dalam kesempatan yang khusus berisi unsur-unsur infor masi dan persuasi. Namun demikian cukup berbeda dalam hal penggunaannya. Dengan "kesempatan yang khusus" diartikan bahwa dirancang khusus bagi suatu upacara tertentu. Misalnya, untuk memperkenalkan pembicara atau kelompok pembicara lainnya, untuk memberikan penghargaan atau penghormatan kepada seseorang (tokoh, pejabat, dan sebagainya), institusi, atau peristiwa yang mungkin sangat penting, untuk menjamin budi baik (good will) seseorang, institusi, jalan hidup, clan pendiriannya. Pidato demikian seperti halnya pada saat kita memberikan apreslasi terhadap seseorang, sangat erat hubungannya dengan pidato persuasive.
b. Analisis terhadap hadirin
Jika ingin memberitahu atau membujuk para hadirin, kita harus mengetahui situasi dan kondisi mereka saat itu. Siapa mereka? Apa saja yang telah mereka ketahui? Apa saja yang mereka ingin lebih mengetahuinya lagi? Kompetensi khusus apa saja yang ingin mereka miliki?Di mana posisi mereka pada isu yang akan disampaikan? Terutama sekali perhatian kita harus dipusatkan pada variabel yang menjawab pertanyaan diri kita mengenai implikasi (pemahaman) hadirin terhadap pokok pembicaraan, maksud, dan cara penyusunan serta penyajian fakta dalam semua aspek pidato kita. Variabel dimaksud meliputi keadaan hadirin dalam hal usia, jenis kelamin, faktor budaya, mata pencaharian, penghasilan, status sosial, agama, kesempatan, konteks, dan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi jalannya pidato kita.
Terhadap usia mereka kita bisa menyelidiki usia umumnya dari mereka yang hadir (yang akan kita hadapi). Bagaimana rentang perbedaannya?Apakah harus dibedakan cara penyampaian pidatonya terhadap kelompok usia yang berbeda? Apakah usia hadirin itu mengganggu keterbatasan topik pidato kita? Bahasa apa yang akan digunakan? Contoh dan ilustrasi apa saja yang harus dipilih?
Mengenai jenis kelamin bisa dipikirkan hal-hal sebagai berikut. Berjenis kelamin apa yang dominan? Apakah ada perbedaan pema haman antara laki-laki dan perempuan terhadap topik pidato yang akan diutarakan? jika ada, bagaimana? Apakah karena perbedaan latar belakang pengalaman dan pengetahuan terhadap topik pidato? Bagaimana hal itu bisa memengaruhi pengembangan topik pidato yang akan disampaikan itu?
c. Penelitian terhadap topik
Jika pidatonya berguna dan kita dengan hadirin memperolch keuntungan dari situ, kita hendaknya menyelidiki topik pidato yang dirumuskan itu. Pertama sekali mungkin kita harus melakukannya di perpustakaan. Mulai dengan membaca sumber inforniasinya seperti artikel dalam ensiklopedia, suratkabar, dan majalah. Kita bisa memperoleh beberapa referensi dan bisa berkonsultasi dengan beberapa orang yang bisa menunjukkan artikel-artikel mutakhir. Untuk beberapa topik tertentu kita bisa berkonsultasi kepada ahlinya.
d. Merumuskan tesis dan mengenalkan masalah utamanya
Tesis pidato merupakan penegasan masalah pokok secara sederhana. Pada pokoknya merupakan inti dari apa yang disampai kan dalam pidato itu memenuhi keinginan hadirin. Jika pidato kita bersifat informatif, tesis kita harus mengandung ide pokok yang membuat mereka mengerti. Misalnya "Darah manusia mengandung empat unsur pokok", atau "Pidato bisa dilakukan dengan empat cara".
Jika pidato kita bersifat persuasfi, tesis kita harus menyodorkan masalah pokok yang bisa diterima, dipercaya, dan diikuti, misalnya "Kita harus minum Mizone" atau "Kita harus mendukung tim nasional kita."
e. Memberi dukungan terhadap masalah utama
Setelah merumuskan tesis dan masalah utama, kini kita harus memberi dukungan argumentasi terhadap tiap bagiannya. Dalam ini hal contoh tesis yang pertama (masalah darah manusia) tadi, dukungan dimaksud diberikan dengan menjelaskan apa yang perlu diketahui hadirin mengenal plasma dan sel darah putih.
Dalam pidato informatif, sokongan dilakukan dengan mem perkuat gambaran masalah, ilustrasi, definisi, clan pemberian contohnya, melalui diskusi konsep-konsepnya. jlka kita ingin mengemukakan "sebab-sebab inflasi" menimpa hadirin, misalnya, tonjolkanlah sebagaimana kenyataannya, arti dan relevansinya bagi hadirin. Di sini penjelasan tambahan dapat menyempurnakannya. Khususnya kita harus menggunakan contoh dan ilustrasi serta pem buktian dari para penguasa atau saksi yang memulihkan peristiwanya. Misalnya, karena kejahatan beberapa orang. Penyajian definisi dapat membuat hadirin memperoleh pengetahuan mengenai apa yang kita bicarakan dan bisa menghayati konsep yang diberikan sehingga bisa membayangkannya dengan lebih abstrak lagi atau mungkin juga masih samar-samar. Penggunaan statistik perlu juga bagi topik tertentu. Alat peraga seperti bagan, peta, benda aktual, slide, film, audio tape, rekaman, dan sebagainya, biasanya akan memperjelas konsep-konsep yang samar-samar.
Bagi pidato persuasif, dukungannya bisa dilakukan dengan bukti utama yang menunjukkan fakta, argumen, dan motivasi sehingga pembicara bisa memperoleh kepercayaan dari hadirin dan reputasi diri yang baik. Semuanya dirancang untuk meyakinkan hadirin sehingga menyetujui apa yang disarankan, atau memihak pada pendapat kita. jika kita ingin membujuk hadirin untuk memilih minuman merek mizone dan membiasakan meminumnya, sebagian besar pidato kita hendaknya dilengkapi dengan membuktikan bahwa harganya lebih murah melalui alasan-alasan yang bisa dipercaya. Misalkan dengan membandingkan harganya terhadap lima atau enam jenis minuman merek lain, atau membuktikan bahwa dengan minum mizone bisa memperoleh tenaga dua kali lipat dibandingkan jika minum minuman merek lain yang harganya sama.
f. Mengorganisasikan Bahan Pidato
Bahan pidato harus diorganisasikan agar hadirin mengerti dan tetap terpelihara perhatiannya. Organisasinya disusun dalam bentuk pola topikal. Pola ini melibatkan masalah-masalah utama yang terlibat dalam pidato dan membicarakan masalah yang sederajat, mengorganisasikan pelbagai bahan pendukung di bawah judul yang sesuai sehingga tersusun pola outline pidato
g. Penyusunan kata-kata
Memang tidak mudah menyusun outline pidato bagi hadirin. Dalam hal ini kita harus memanfaatkan fungsi bahasa dan kata-kata yang sempurna dan pantas diucapkan. Penuturan kata dalam pidato tidak harus dilakukan sebagaimana kita tulis kata per kata, namun cukup diutarakan sebagaimana maksud dari tulisan itu dengan tenang, adakalanya kata itu harus dihilangkan clan sebaliknya ada pula kata yang tidak disukai hadirin. Dalam hal penyusunan kata-kata dalam pidato, lebih baik kita pusatkan pada kata yang mengandung ide pokok maupun bahan pendukungnya dengan bahasa yang gampang dimengerti.
Menggunakan kata yang sederhana lebih baik ketimbang yang rumit, demikian pula membicarakan hal yang kongkrit lebih baik ketimbang yang abstrak. Menggunakan bahasa yang personal dan informal lebih baik ketimbang yang impersonal dan formal. Menggunakan kalimat sederhana dan aktif lebih baik ketimbang kalimat yang njlimet dan pasif Dalam hal penggunaan kata dimaksud hendaknya hati-hati, jangan sampai ada kata-kata yang menyakiti hati hadirin. Ingat tidak semua doktor itu pria dan tidak semua sekretaris itu wanita, tidak semua orang ingin dinikahkan.
Penyusunan kata bagi pidato persuasif hendaknya mengguna kan kata yang menjadikan pernyataan masalahnya meyakinkan. Hati-hati, Jika hadirin yang dihadapi itu musuh atau berada pada posisi yang sangat berbeda dengan kita, maka kata-kata yang disusun harus bersifat mendamaikan. jlka ingin memperkuat posisi yang telah menyenangkan hadirin, kita harus secepatnya memulai membujuknya.
h. Menyusun konklusi (kesimpulan) dan kata pengantar (pendahuluan)
Untuk mengakhiri pidato, kita harus membuat outline konklusi (kesimpulan) dengan menulisnya kata per kata. Untuk melengkapi fasilitas persiapan pidatonya, kita harus menyusun kesimpulan yang bisa membuat lebih baik. Kita bisa menggunakan sistem apa saja yang sekiranya lebih mudah. Meskipun kesimpulannya harus menampilakan sejumlah fungsi yang berbeda, namun bagi akhir pidato hendaknya dikemukakan konklusi yang mengandung tujuan utama. Pertama, meringkaskan isi pidato. Perkenalkan butir-butir pokoknya lagi dan berikan ikhtisar darl bagian pembahasannya yang telah disusun. Kedua, kemas pidato dengan beberapa cara beri beberapa kata penutup; dan utarakan dengan singkat dan akhiri pidato dengan jelas serta nyata.
Kata Pengantar (pendahuluan) maupun kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari penyusunan bahan pidato, sebab kita harus tahu secara rinci semua yang akan dibicarakan sebelum melakukan persiapan. Demikian pula kegiatan itu dapat mempermudah per siapan membangun bagian-bagian pidato. Yang pertamakali harus diraih oleh kata pendahuluan pidato adalah perhatian hadirin. Seringkali kedatangan kita di depan ruangan akan menarik perhatian mereka, karenanya begitu memulai bicara kita harus berusaha mengikat perhatiannya. Statistik yang provokatif, fakta yang sedikit dikenal, kisah yang menarik, atau pernyataan yang menjelaskan arti dari topik pidato, akan memperoleh perhatian dimaksud. Kedua, menciptakan beberapa jenis keakraban yang bisa menghubungkan topik pidato dengan hadirin, antara lain dengan memberitahu hadirin mengapa kita menyodorkan pidato dengan topik demikian; mengapa pikiran kita terpusat pada topik itu; mengapa topik itu ditujukan kepada hadirin saat itu; apa kompetensinya topik itu ditujukan kepada mereka; dan sebagainya. Semua pertanyaan itu hampir otomatis berada dalam benak hadirin, dan sebagai pembicara kita harus terlebih dulu menjelaskannya sebelum mereka menanyakannya. Terakhir, kata pendahuluan harus berorientasi pada hadirin, persiapkan mereka agar tetap memperhatikan dan menyimak apa yang kita kemukakan dalam pidato kita itu.
Pilih pokok pembicaraan yang kita perkirakan akan bisa menarik perhatian dan minas hadirin. Pilih pokok pembicaraan, atau aspek dari pokok pembicaraan itu, yang bisa dibicarakan selama waktu yang diberikan. Sudah tentu kita tidak akan bisa berpidato tentang perjuangan, para pemuda Indonesia dalam merebut kemerdekaan bangsanya, hanya dalam waktu terbatas lima menit saja. Untuk menguji ketepatan pilihan kita terhadap pokok pembicaraan dimaksud, kita harus menjawab pertanyaan berikut. Jika kita bisa menjawabnya dengan baik, maka Anda berada pada jalur yang benar. Adapun pertanyaannya adalah; "Mengapa pokok pembicaraan itu dikemukakan kepada hadirin pada waktu dan kesempatan yang telah disediakan?"


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pidato atau istilah bahasa Inggris disebut public speaking, pada hakikatnya adalah berbicara di muka umum, baik langsung maupun tidak.
Keterampilan berbicara adalah keterampilan/ kemampuan berbicara didalam dan diluar forum sebagai bentuk performansi berbahasa yang sangat erat hubungannya dengan penguasaan teori pidato. Karena seseorang yang dapat berbicara diantaranya adalah mempunyai kemampuan dasar tentang teori-teori berbicara. Semakin seseorang berkemampuan menguasai teori-teori berbicara semakin baik pula ia dalam keterampilan berbicara.
Dalam melaksanakan pidato dalam forum, ada beberapa hal yang harus di perhatikan :
a. Pemilihan topik dan tujuan pidato;
b. Analisis terhadap hadirin, kesempatan, dan konteks;
c. Penelitian terhadap topik;
d. Perumusan tesis (pernyataan masalah) dan mengenalkan masalah utamanya;
e. Memberi dukungati terhadap masalah utama tersebut;
f. Mengorganisasikan ide pokok, sub-bagian, dan bahan pelengkapnya;
g. Penyusunan kata;
h. Menyusun kesimpulan dan kata pengantar.

B. Saran
Dalam makalah ini kami berharap agar para pembaca lebih khususnya kami sendiri selaku pembuat makalah bisa lebih mengenal, mengetahui, dan bisa mempraktekan keterampilan berbicara dalam tehnik berpidato, supaya nantinya dalam berbicara ataupun melakukan pidato para audiens bisa tertarik atau menerima, dan paham dengan apa yang kita sampaikan. 

DAFTAR PUSTAKA

West, Richard. Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika, 2008
Larry King, Seni berbicara kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja, PT gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
Natalie Rogers, Berani Berbicara Didepan Public, Nuansa, Bandung, 2003
Kustadi Suhandang, Retorika, Strategi, Teknik, dan Taktik Pidato, Nuansa, Bandung 2009