Apakah kamu tahu siapa bundaku?
Dialah sang pengeruk pagi hingga menjadi petang
Menjadikan bumi sebagai pijakan kakiku
Dan menjadikan langit sebagai teduhan kepalaku
Dialah yang menjadikan hidupku tertempa
Dari puing-puing rongsok besi hina
Dari keping-keping baja yang terbuang
Hingga berubah menjadi tumpukan yang bermakna
Tidakkah kamu tahu seperti apa bundaku?
Dia bukan hanya tangan Tuhan yang dititiskan
Ketika aku terjatuh dalam neraka-neraka dunia
Dia bukan hanya sayap-sayap malaikat yang dikepakkan
Ketika aku tertatih dalam kepincanganku
Dia juga bukan hanya hawa
Yang bisa menemani Adam dan melahirkan habil dan qabil
Dialah bundaku
Yang menawarkan kemolekan-kemolekan surga
Yang dengan tawarannya aku bisa terbahak mesra
Dialah bundaku
Yang rela meneteskan jernih matanya dalam lekuk mimpinya
Yang rela membanjiri dadanya dalam gersang sang raja
Yang rela tertebas lehernya dem sehelai rambutku
Kau tahu siapa bundaku?
Dialah bundaku yang mengajariku merangkak
Hingga aku bisa melompat seperti katak
Tuhan , , ,
Biarkan ia tidur malam ini barang sebentar
Karena aku tak tahu
Jika kelak ia tertidur pulas
Aku tak mampu menjadi pungungnya
Bunda , hadirlah mala ini
Aku merindukan dirimu
Dalam tangis dalam do’aku
Dalam jeritan tengah malamku
06 Feb’10
1 komentar:
mba'
puisimu adalh keindahan yg q temukan.
mba'
disana ada emosi seorang anak yg mengharu biru.
Posting Komentar