hye... selamat datang di blog's favorit kamu.... Jangan Lupa Tinggalin Pesan dan saran yo...
Tampilkan postingan dengan label PUISIKU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PUISIKU. Tampilkan semua postingan
Selasa, 29 Januari 2013
SEPERTI
Seperti langit malam ini
Aku
Gulana
Aku
Gelisah
Seperti angin malam ini
Aku
Sepi
Aku
Sunyi
Seperti tembok-tembok dikamarku
Memutih
Lalu kusam
Akupun
Penuh debu
Seperti lagu-lagu
Semakin kecil
Lalu hilang
Begitupun denganku
Hilang
Rabu, 30 Mei 2012/15:30/di MA Miftahul Ulum Bettet
Layla Innocent
Rabu, 18 Juli 2012
Aku Datang
Aku datang lagi malam dengan sebelah mata
Karena sebelah mata lagi.....
Aku datang dengan kelelahan
Bahkan merasa lelah untuk bernafas
Malam ini ku undang sunyi dalam sepi
Kupandang rendah keramaian
Duka..... duka...... dan duga
Luka...... luka....... dan laga
Bersarang dalam reruntuhan duka dan luka hati
Bahkan rasa dingin ini tak kuasa
Meski sudah menyusupi nadi-nadiku
Biarlah....
Aku ikut menyusupi kerendahan ini
Bersama buih di langit
Bersama getar diperut-perut bumi
Aku akan datang lagi kelak
Masih dengan kerendahan tanpa kelelahan
Tanpa duka, duga, luka dan laga
Aku pasti datang lagi
Meski bukan dengan sebelah mata
Aku datang lagi
Nanti
24 Mei 2012/21:51/dikamarku
Layla Innocent
Kamis, 07 Juni 2012
SAYAP YANG PATAH
Lihatlah aku berlari Membawa luka dan derita
Terkapar teraniaya sunyi dan sepi
Darah membara membakar keteduhan makna
Tertatih aku dalam kesendirian
Menyembah kesunyian yang kian menjelma
Di keheningan malam
Aku sendiri dalam tanya tanpa makna
Tanpa risalah yang membangkitkan nadi
Lilin putih kian lama kian tumbang
Tak terselamatkan
Bintang kejora tak terlihat
Bulanpun pergi meninggalkan
Aku hanya menyesali semua telah pergi
Dari sisiku dari hidupku
Kadang aku berpikir
Biar keterlenaan hidup ini
Menjadi semakin buta oleh warna hidup
Warna hitam putih yang tak akan berganti cerah
Oleh penghuni dunia yang dekil
Yang kecil dan mungil
Luka yang membara dan menyeka
Bagai sayap-sayap patah
Tak terganti oleh kepiawaian darah
Biarlah ku simpan dalam cahaya buram ini
Tang tak kan pernah terganti
30 Desember 2007
Lihatlah aku berlari Membawa luka dan derita
Terkapar teraniaya sunyi dan sepi
Darah membara membakar keteduhan makna
Tertatih aku dalam kesendirian
Menyembah kesunyian yang kian menjelma
Di keheningan malam
Aku sendiri dalam tanya tanpa makna
Tanpa risalah yang membangkitkan nadi
Lilin putih kian lama kian tumbang
Tak terselamatkan
Bintang kejora tak terlihat
Bulanpun pergi meninggalkan
Aku hanya menyesali semua telah pergi
Dari sisiku dari hidupku
Kadang aku berpikir
Biar keterlenaan hidup ini
Menjadi semakin buta oleh warna hidup
Warna hitam putih yang tak akan berganti cerah
Oleh penghuni dunia yang dekil
Yang kecil dan mungil
Luka yang membara dan menyeka
Bagai sayap-sayap patah
Tak terganti oleh kepiawaian darah
Biarlah ku simpan dalam cahaya buram ini
Tang tak kan pernah terganti
30 Desember 2007
agar
Ku foto adegan-adegan mesum
Antara Tuhan dengan para wali
Kubiarkan gambarnya menetap di dompetku
Agar tiap ku ambil uang
Bukan haram yang ku tuang
Ku tulis puisi-puisi cinta
Yang telah dikirim kepada Ahmed lewat Gabriel
Ku lekatkan lekat-lekat di ubun-ubun tubuhku
Agar tiap ku ingat sesuatu
Bukan keserakahan yang ku pikirkan,
Lagi-lagi
Ku rekam betul-betul langkah bisu Ahmed
Yang di tafsir para mahdzab
Ku sematkan sebagai mahkota di kepalaku,ditempatku
Agar tiap ku pakai kopiah,
Tiap ku duduki kursi-kursi kosong
Bukan kopiah dan kursi jahim yang mencipta
Lalu ku kutip perintah tuhan
Dari John sampai Ahmed
Agar apa yang terorasikaan
Bukan hanya orasi membual dan kosong
Tetapi lebih kepada mahsyar semua kembali
Layla innocent
09 juli 2011
Dalam kegundahan mendengar teriakan matahari,dan dalam kegelisahan mencium bau anyir bumi
Antara Tuhan dengan para wali
Kubiarkan gambarnya menetap di dompetku
Agar tiap ku ambil uang
Bukan haram yang ku tuang
Ku tulis puisi-puisi cinta
Yang telah dikirim kepada Ahmed lewat Gabriel
Ku lekatkan lekat-lekat di ubun-ubun tubuhku
Agar tiap ku ingat sesuatu
Bukan keserakahan yang ku pikirkan,
Lagi-lagi
Ku rekam betul-betul langkah bisu Ahmed
Yang di tafsir para mahdzab
Ku sematkan sebagai mahkota di kepalaku,ditempatku
Agar tiap ku pakai kopiah,
Tiap ku duduki kursi-kursi kosong
Bukan kopiah dan kursi jahim yang mencipta
Lalu ku kutip perintah tuhan
Dari John sampai Ahmed
Agar apa yang terorasikaan
Bukan hanya orasi membual dan kosong
Tetapi lebih kepada mahsyar semua kembali
Layla innocent
09 juli 2011
Dalam kegundahan mendengar teriakan matahari,dan dalam kegelisahan mencium bau anyir bumi
Senin, 04 Juni 2012
Berawal dari sebuah titik
Berawal dari kedua ujung tali
Dipersatukan oleh titik
Terputus sudah hal biasa
Seperti malaikat
Sunyi dan gelap
Seperti mata iblis
Tajam dan kejam
Dimana tingkah titik
Kadang jelas
Tapi terkadang buram
Kadang terhenti
Tapi tekadang tak berujung
Titik selalu dilupa keberadaannya
Meski sangat dibutuhkan
Karena semua berawal darinya
Ya, dari sebuah titik
Cinta,
Bagiku adalah titik
Karena semua berawal dari cinta
Ya, benar semua berawal dari cinta
Semua berawal dari kedua ujung
Dan dipersatukan oleh cinta
04 juni 2012
Layla Innocent
Teruntuk Cintaq di ujung kegelisahan
Rabu, 18 April 2012
Izinkan aku numpang!!!
bolehkah aku numpang
untuk sekali malam
hanya ingin numpang
bukan untuk makan
hanya ingin numpang
bukan untuk uang
bolehkah aku numpang
untuk sekali malam
aku numpang wudhu’
tak harap aku duduk
aku numpang solat
jika boleh hanya sesaat
aku numpang dzikir
karena hati nista nan fakir
izinkan aku numpang
untuk sekali malam
agar noda ini kubersihkan
karena terlalu berat tuk ku bawa pulang
jangan sekali Kau usir aku
karena aku masih rindu dengan sujudku
aku hanya ingin numpang
untuk sekali malam
biar aku tenang
dalam perjalanan pulang
11 september 2009
Layla innocent
Jumat, 23 Maret 2012
DIBALIK KOPIAH PUTIH
Merengus hati selama berminggu
Bukan karena tanpa kejenakaan pemerhati
Hanya karena tak disangkanya
Membalut luka yang tanpa akal logika
Dibalik kopiah putih
Terjaga sebuah mentari berparas rembulan
Menari sang perih bernafas malaikat
Bersujud pula dahi hitam berwarna putih
Disela hidup pasti ada khilaf
Tapi tak kusangka dibalik kopiah putihmu
Ditenangnya gunung pasti tertanam pohon berbenah onak
Tapi pekat di balik kopiah putihmu
Dilembutnya pantai pastilah terjamu karang
Namun bukanlah karang seperti dibalik kopiah putihmu
Dibalik kopiah putih
Sinar tersurati seperti mimpi
Yang memang mereka harus tertidur pulas
Tapi engkau merusaknya
Dibalik kopiah putihmu
Kau damba pengabdian abadi
Kau khobar kata muhrim
Kau cerca mereka yang mati akhlak
Tapi kau…
Kau yang berada dibalik kopiah putih
Merengeklah pada tuhanmu
Hingga selalu memberkah indah jalanmu
Dan kau yang merasa para dibalik kopiah putih
Cepatlah bersandar di pematang malam
Setubuhilah tahajud bersama dosamu
Aku tidak menghujabmu
Wahai engkau dibalik kopiah putih
Teruntuk para kopiah putih disinggasananya,
Layla innocent
Jumat,23 maret 2012
Bukan karena tanpa kejenakaan pemerhati
Hanya karena tak disangkanya
Membalut luka yang tanpa akal logika
Dibalik kopiah putih
Terjaga sebuah mentari berparas rembulan
Menari sang perih bernafas malaikat
Bersujud pula dahi hitam berwarna putih
Disela hidup pasti ada khilaf
Tapi tak kusangka dibalik kopiah putihmu
Ditenangnya gunung pasti tertanam pohon berbenah onak
Tapi pekat di balik kopiah putihmu
Dilembutnya pantai pastilah terjamu karang
Namun bukanlah karang seperti dibalik kopiah putihmu
Dibalik kopiah putih
Sinar tersurati seperti mimpi
Yang memang mereka harus tertidur pulas
Tapi engkau merusaknya
Dibalik kopiah putihmu
Kau damba pengabdian abadi
Kau khobar kata muhrim
Kau cerca mereka yang mati akhlak
Tapi kau…
Kau yang berada dibalik kopiah putih
Merengeklah pada tuhanmu
Hingga selalu memberkah indah jalanmu
Dan kau yang merasa para dibalik kopiah putih
Cepatlah bersandar di pematang malam
Setubuhilah tahajud bersama dosamu
Aku tidak menghujabmu
Wahai engkau dibalik kopiah putih
Teruntuk para kopiah putih disinggasananya,
Layla innocent
Jumat,23 maret 2012
Kamis, 10 Februari 2011
Tobat dalam…

Robbana
Aku hanya punya kaca
Tak pernah aku berkaca
Punya kaki
Tak pernah aku berkaki
Hanya punya jidad
Tak pernah aku berjihad
Robbana
jemari bergerak dengan anak bulir
yang terselip disela jemari
mulut berkomat kamit
yang mati dengan teriakan namaaku
tapi hatiku terbawa nafas lirih ini
tertindih jabal yang tadi kusebrangi
haruskah semua ini berantakan percuma
terkutukkah hati ini
yang telah merendahkan malamku
dengan semburan pahit di mulutku
Robbana....
Kematian ini bukan puisi
Buatku dan sederetan nadi-nadi lain
Dia menungguku dan menunggu kamu
Di perempatan sana
Dia bukan kisah
Yang sewaktu-waktu pudar dan berubah
Dia bukan fana
Dan dia sekarang duduk dalam kegelisahan
Tapi bukan marah,sayang...
Aku menderu sekali lagi
Bunyi rongsokan yang jatuh itu
Tak memalingkan penglihatanku
Hendak kuberkata
Namun tak ada
Robbana...
Cerita dibalik cerita
Mendongengkan cerita Robbana
Yang jauh saat ingin ku rengkuh
Namun dekat di hati sirriahku
Saat Robbana
Di bulan purnama
Menyobek kertas-kertas yang berbafas lirih
Seperti aku yang menumpuk ma’fuu
Lenggak-lenggok berjenggot
Namun tak berbobot
Tak perduli pada Robbana
Melintas saja percuma
Karen mereka hanya materi belaka
Ku anggukkan saja jemari
Memilir lagi anak bulir di sela jemari
Yang kian terkikis karena menyebut Robbana
Ku dongengkan pada angin yang berhulu lalang
Dan ku dongakkan lagi jidad ini
Namun,sayang...
Kemana hati ini hendak kucari
Untuk ku larutkan dalam bulir-bulir ini
Kukisahkan dengan Robbana
Yang tak menangis disisi manapun
Duhai Robbana
Tak pernah engkau curangi lirih hidupku
Diantara siapapun
Maka datangkanlah hatiku
Dengan sentuhan malamMu
Agar aku tak terbiasa begini
Hidup dengan keculasan
Demi materi seperti mereka yang berjenggot
Robbana
Ku tempatkan Kau diatas ubun-ubunku
Menusuk keagungan hati-hati ini
Jiwa ini sepi tanpaMu Robbana
Karena aku merasa Kau tak setia
Disini
Diatas sajadah bergambar rumahMu
Berbekas kaki hinaku ketika ingin menciumMu
Berbekas tangan ketika ingin bercumbu denganMu
Ini kisahMu denganku
Dan maaf
Aku telah melarikan hatiku
Hingga aku bagai tertuding dalam kegelapan
Dam maaf
Aku telah berhianat pasti
Tentang dongeng tadi malam
Dan maaf
Aku selalu cemburu padaMu
Robbana...
06 desember 2009
Layla innocent
Tahajudku tanggal satu

delapan hari dalam pencarian
delapan malam dalam kegelapan
dalam sebulan
aku masih dalam delapan malam
dimalam ini sudah sembilan malam
dalam awal delapan malam
aku masih menerawang hingga tadi malam
bersimpuh di tanggal delapan
berharap berbagai pertimbangan
di ujung-ujung tombak waktu
aku masih mencoba memuja
meski mataku tak lepas dari kegombalan
di tanggal delapam tahajudku tanggal
tahajudku tanggal satu
karena waktu mengusirku
merobek-robek kesempatanku
menyusuri tahajud di tanggal delapan
delapan hari di bulan Ramadhan
aku merasakan jenuh karena tuntutan
namun inilah yang ku harapkan
hingga aku makin bermesraan dengan Ramadhan
delapan malam di bulan Ramadhan
aku tersentak dari tidurku
karena tahajudku tanggal satu
mungkun karena aku terlalu kenyang
hingga aku mulai memanjakan mataku
dengan sentuhan kosongnya waktu
30 agustus 2009
Layla innocent
MEREKA BILANG

Presiden bilang aku teroris
Yang harus dibinasakan
Polisi bilang aku melanggar
Yang harus di tilang
Dokter bilang aku penyebab virus
Yang harus di musnahkan
Guru bilang aku preman sekolah
Yang harus di D.O
Kiai bilang aku pendusta
Yang harus di rajam
Sahabat bilang aku penghianat
Yang harus di jauhi
Tapi aku bilang
Aku adalah aku
Aku bidadari yang memang harus di puji
Aku malaikat yang memang harus di hormat
Aku adalah aku
Aku yang terkenal dan patut dikenal
Jadi terserah aku
Karena ini adalah hidupku
Meskipun tetap mereka bilang
02 desember 2009
Layla innocent
lukisan janda

kugodok janda berambut ikal itu
senyum centilnya menggoda angin
yang tanpa sengaja menabrak tubuhnya
tawa lepas terkakak
terbahak tak beraturan
lewat senja yang hendak dikatup petang
janda bertubuh kerontang mendaki malam
kugelitik janda beruban hitam
tatap bekunya mendobrak tangis langit
“sialan”ujarnya
Entah kepadaku atau kepada adzan
Yang tanpa sengaja mendengkur dilelapnya
Hingga ia terjaga diantara kebingungannya
Lalu,kusentil janda berkutang hitam
Gelung rambut yang sesekali terlepas
Menguraikan rambut ikal beruban hitamnya
Menamparku lalu mencium dengan kasihnya
“kurang ajar kau janda”ucapku
Tiba-tiba kepenatan datang
Janda itu mencari kipas mengelilingi halaman
Menolah-noleh diantara kabut asap kemenyan
Tak dia temukan,sedang aku
Masih asyik diatas bantal
Qoblal maghrib/17 januari 2011
Layla innocent
ANDAI AKU JADI PRESIDEN

Aku berkhayal menjadi presiden
Dikawal polisi yang berjejer bagai sinden
Yang derajatnya lebih tinggi dari raden
Korupsi,siapa yang berani mengkoreksi
Tetap duduk diatas kursi
Santai bagai permaisuri
Aku akan buat yang mengusikku terusik
Teroris,itu nama yang pantas dan asyik
Dan aku akan pulas,mendengkur bagai jangkrik
Tak ada yang mengusik
Ku bayar antek-antekku dengan uang
Sahabat-sahabatku dengan barang
Jika tak mau,jabatan melayang
Jika masih tak mau,nyawa akan terbang
Hahaha
Inilah aku pemimpin adil
Memberantas rakyat kecil
Aku makan kikil
Mereka makan batu kerikil
Enak bukan jadi presiden
Dimanja bagai manten
Bendera selimutku
Negara ladangku
Rakyat sapiku
Hukum pelindungku
Telunjuk senjataku
Uang tujuanku
Andai aku jadi presiden
07 januari 2011
Layla innocent
Kamis, 13 Januari 2011
Ketika kau mencumbuku
Sebening embun engkau teteskan kristal putihmu
Mengajakku bergandeng
Melewati malam
Walau tanpa penerang sekalipun
Kau ajak aku bersujud diatas ranjang
Kau dekap aku,walau tanpa kasur empuk
Dalam diginku
Tak kau biarkan merasuk tubuh yang kurus ini
Engkau wanita yang di idamkan beribu nyawa
Engkau dikagumi karena kecantikanmu
Hati dan tubuhmu
Tapi engkau memilih aku malam ini
Menemaniku,membelaiku
Dengan gerayanganmu
Kau mendekapku lagi
Engkaulah wanita terindah dalam hidupku
Biar mereka katakan apapun tentangmu
Biar mereka cemburu dengan kemesraan kita
Tapi engkau tetap milikku malam ini
Dan malam-malam yang lain
Pertama ku mengenalmu
Aku yakin engkau wanita tercantik
Dan setelah engkau menciumku,mencumbuku
Engkau membuktikan
Bahwa engkaulah cinta matiku
Ibu.....
29 september 2010
layla
Mengajakku bergandeng
Melewati malam
Walau tanpa penerang sekalipun
Kau ajak aku bersujud diatas ranjang
Kau dekap aku,walau tanpa kasur empuk
Dalam diginku
Tak kau biarkan merasuk tubuh yang kurus ini
Engkau wanita yang di idamkan beribu nyawa
Engkau dikagumi karena kecantikanmu
Hati dan tubuhmu
Tapi engkau memilih aku malam ini
Menemaniku,membelaiku
Dengan gerayanganmu
Kau mendekapku lagi
Engkaulah wanita terindah dalam hidupku
Biar mereka katakan apapun tentangmu
Biar mereka cemburu dengan kemesraan kita
Tapi engkau tetap milikku malam ini
Dan malam-malam yang lain
Pertama ku mengenalmu
Aku yakin engkau wanita tercantik
Dan setelah engkau menciumku,mencumbuku
Engkau membuktikan
Bahwa engkaulah cinta matiku
Ibu.....
29 september 2010
layla
Rabu, 29 Desember 2010
Cintaku Kali Ini

Menepi aku menengadahkan hati
Mengukir senja yang tak ku harap
Membiaskan cahaya ufuk
Yang menggerogoti nafas-nafasku
Cinta yang tak kuharap
Kini menepi di sudut-sudut mata ini
Menebar kerinduan yang harus ku tanggung
Mengambil kembali mimpi-mimpi
Dengan segenap jampi-jampi
Inginku mengusir cinta yang kini bertahta
Membiarkannya terlantar sia-sia
Tapi ia nampak santai saja dengan kekuatan ia kembali disini
Menerobos mahkota yang ku simpan rapi
Dalam palung istana hatiku
Cintaku kali ini
Mengikis segala ketajaman nurani
Membisikkan tipu daya keresahan
Menggoreskan kerinduan yang kuat
Haruskah aku tertipu lagi
Membiarkan gerobak-geronak kesakitan hati
Menggilasku hingga berkeping-keping
Entahlah...
Cintaku kali ini
Harus ku tata hingga waktu membawanya
21 agustus 2009/layla
IBU

Selembut senyum bidadari
Engkau bertapa menyelami malam
Mengusik air tenang dengan wudhu’mu
Liang-liang berisi engkau beri salam
Rumah berpenghuni engkau beri senyum
Tak gentar engkau dengan pekatnya malam tuhan
Dengan tasbih berdzikir
Dengan tangis berdoa
Hingga engkaupun tak sadar
Kakimu bengkak berdarah
Hatimu luka bernanah
Ibu
Engkau goreskan namaku dalam buku-buku malaikat
Dengan tinta air matamu
Engkau sebut namaku tak henti dalam tahajudmu
Dengan tengadah tangan dan wajahmu
Ibu
Engkau berjalan diantara malam dan siang
Demi sesuap nasi untukku
Engkau buka matamu ketika yang lain tertutup
Demi sebongkah senyum tersungging di mulutku
Kau buang rasa malumu pada tuhan
Kau buang rasa lelahmu
Ibu
Kulihat keningmu mulai keriput,kusut
Kakimu hitam lebam,meradang
Dan punggungmu mulai membungkuk
Tapi tak apalah
Karena itulah bukti perjuanganmu pada tuhan
Untukku...
1 romadhon 1431 H
Teruntuk ibuku yang tak pernah memudarkan namaku dari hatinya
LELAKI TERINDAH
Kusimpan kekaguman yang mendalam dalam hatiku
Meski kulihat tubuhmu hampir roboh terterjang angin
Ranbutmu yang dulu lurus kini terurai tak terawat
Rusukmu yang mulai nampak tergaris berjajar bak tentara
Dan bola matamu yang putih,memerah terhalang debu
Lalu akupun benci karena sifatmu
Tak pernah kau atur sedemikian alur palsu
Merengek padanya
Tak pernah kau rasa,rasanya yang menciut kecewa
Tapi ketika ku tatap dalam-dalam dirmu
Engkau ketika terlelap
Engkau ketika tertahan
Engkau ketika berjuang
Akupun menangis sndiri
Melafalkan kalimat tuhan,terus dan terus
Seraya ku sadar
Engkaulah lelaki terindah yang tuhan ciptakan
Suaramu yang mulai serak
Rambutmu yan mulai memutih bergerak
Badanmu berdiri bak tengkorak
Engkau biarkan berlihai saja,merangkak
Karena engkau sadar,bahwa
Tak ada yang lebih berarti selain aku
Akupun berkata,berteriak melengking
Maafkallan aku yang mencuri keindahanmu
Maafkanlah aku yang pernah menodai kasihmu
Engkaulah lelaki terindah yang tuhan berikan
Ayah...
11 agustus 2010/1 romadhon 1431 H
Meski kulihat tubuhmu hampir roboh terterjang angin
Ranbutmu yang dulu lurus kini terurai tak terawat
Rusukmu yang mulai nampak tergaris berjajar bak tentara
Dan bola matamu yang putih,memerah terhalang debu
Lalu akupun benci karena sifatmu
Tak pernah kau atur sedemikian alur palsu
Merengek padanya
Tak pernah kau rasa,rasanya yang menciut kecewa
Tapi ketika ku tatap dalam-dalam dirmu
Engkau ketika terlelap
Engkau ketika tertahan
Engkau ketika berjuang
Akupun menangis sndiri
Melafalkan kalimat tuhan,terus dan terus
Seraya ku sadar
Engkaulah lelaki terindah yang tuhan ciptakan
Suaramu yang mulai serak
Rambutmu yan mulai memutih bergerak
Badanmu berdiri bak tengkorak
Engkau biarkan berlihai saja,merangkak
Karena engkau sadar,bahwa
Tak ada yang lebih berarti selain aku
Akupun berkata,berteriak melengking
Maafkallan aku yang mencuri keindahanmu
Maafkanlah aku yang pernah menodai kasihmu
Engkaulah lelaki terindah yang tuhan berikan
Ayah...
11 agustus 2010/1 romadhon 1431 H
DUHAI QAIS
Layla_innocent@yahoo.com
13-des-2010
Andai bukan kodrat seorang Hawa yang bertugas mencari Adam
Andai bukan kasih Maryam kepada Isa
Dan bukan umur Aisyah yang di pertaruhkan untuk Muhammad
Mungkin wajar saja aku mati
Tergeletak mencari arah yang terisi selimut
Yang akan menghangatkan tubuhku di sepanjang malam
Tak tahukah kau
Duhai Qais yang hampir membunuh hatiku
Tangisku bukan tangis langit kepada bumi lewat hujannya
Tawaku bukan tawa angin kepada dedaunan lewat bisikan syahdunya
Senyumku bukan senyum ibu kepada seorang anak lewat sentuhannya
Sapaku bukan sapa mentari kepada awan lewat kesetiaannya
Tapi perlu kau tahu
Nafasku ini adalah laguku
Ketika kau merasakan sesak kehidupan
Mataku ini adalah laguku
Ketika matamu merasakan kekaburan
Telingaku ini adalah laguku
Ketika kau tak mendengar bisikan dunia
Tanganku ini adalah laguku
Ketika tanganmu tak bisa menjamah
Dan mulutku ini adalah laguku
Ketika lagu-lagu berhenti melagukan lagu-lagunya
Ketika semuanya melagukan lagu kegembiraan
Namun menyesakkan
Yakiinlah
Bahwa lagu kesedihan yang akan ku lagukan untukmu
Akan mampu menghiburmu
Duhai Qais yang hampir merobohkan tulang belulangku
13-des-2010
Andai bukan kodrat seorang Hawa yang bertugas mencari Adam
Andai bukan kasih Maryam kepada Isa
Dan bukan umur Aisyah yang di pertaruhkan untuk Muhammad
Mungkin wajar saja aku mati
Tergeletak mencari arah yang terisi selimut
Yang akan menghangatkan tubuhku di sepanjang malam
Tak tahukah kau
Duhai Qais yang hampir membunuh hatiku
Tangisku bukan tangis langit kepada bumi lewat hujannya
Tawaku bukan tawa angin kepada dedaunan lewat bisikan syahdunya
Senyumku bukan senyum ibu kepada seorang anak lewat sentuhannya
Sapaku bukan sapa mentari kepada awan lewat kesetiaannya
Tapi perlu kau tahu
Nafasku ini adalah laguku
Ketika kau merasakan sesak kehidupan
Mataku ini adalah laguku
Ketika matamu merasakan kekaburan
Telingaku ini adalah laguku
Ketika kau tak mendengar bisikan dunia
Tanganku ini adalah laguku
Ketika tanganmu tak bisa menjamah
Dan mulutku ini adalah laguku
Ketika lagu-lagu berhenti melagukan lagu-lagunya
Ketika semuanya melagukan lagu kegembiraan
Namun menyesakkan
Yakiinlah
Bahwa lagu kesedihan yang akan ku lagukan untukmu
Akan mampu menghiburmu
Duhai Qais yang hampir merobohkan tulang belulangku
Jumat, 04 Juni 2010
aku seorang pemula
Aku seorang pemula
Yang menggarap sawah di siang hari
Padahal ak ta tahu
Bahwa waktu sang terlalu panas untuk petani
Aku seorang pemula
Yang berjalan menyusuri padang di malam hari
Padahal aku tak tahu
Bahwa waktu terlalu gelap untuk musafir
Aku seorang pemula
Yang mengkanvas sungai-sungai di telaga
Padahal aku tak tau
Bahwa air-air tak bias terukir untuk pelukis
Akulah seoang pemula
Yang erahak-bahak saat bundaku terbujur kaku
Padahal ak tak tahu
Bahwa senyum bundaku takkan kembali untukku
Aklah seorang pemula
Yang tak tahu apa itu pejuangan
Yang tak tahu apa itu keletihan
Yang yak tahu apa itu kesia-siaan
Dan yang tak tahu apa itu kematian
Kenapa heran
Malam bertanya kenapa aku
kenapa marah
mau memukul kepalaku dengan gajahmu
hahahahaha
akulah seorang pemula
26 Feb’10
Yang menggarap sawah di siang hari
Padahal ak ta tahu
Bahwa waktu sang terlalu panas untuk petani
Aku seorang pemula
Yang berjalan menyusuri padang di malam hari
Padahal aku tak tahu
Bahwa waktu terlalu gelap untuk musafir
Aku seorang pemula
Yang mengkanvas sungai-sungai di telaga
Padahal aku tak tau
Bahwa air-air tak bias terukir untuk pelukis
Akulah seoang pemula
Yang erahak-bahak saat bundaku terbujur kaku
Padahal ak tak tahu
Bahwa senyum bundaku takkan kembali untukku
Aklah seorang pemula
Yang tak tahu apa itu pejuangan
Yang tak tahu apa itu keletihan
Yang yak tahu apa itu kesia-siaan
Dan yang tak tahu apa itu kematian
Kenapa heran
Malam bertanya kenapa aku
kenapa marah
mau memukul kepalaku dengan gajahmu
hahahahaha
akulah seorang pemula
26 Feb’10
Minggu, 02 Mei 2010
siapa bundaku??
Apakah kamu tahu siapa bundaku?
Dialah sang pengeruk pagi hingga menjadi petang
Menjadikan bumi sebagai pijakan kakiku
Dan menjadikan langit sebagai teduhan kepalaku
Dialah yang menjadikan hidupku tertempa
Dari puing-puing rongsok besi hina
Dari keping-keping baja yang terbuang
Hingga berubah menjadi tumpukan yang bermakna
Tidakkah kamu tahu seperti apa bundaku?
Dia bukan hanya tangan Tuhan yang dititiskan
Ketika aku terjatuh dalam neraka-neraka dunia
Dia bukan hanya sayap-sayap malaikat yang dikepakkan
Ketika aku tertatih dalam kepincanganku
Dia juga bukan hanya hawa
Yang bisa menemani Adam dan melahirkan habil dan qabil
Dialah bundaku
Yang menawarkan kemolekan-kemolekan surga
Yang dengan tawarannya aku bisa terbahak mesra
Dialah bundaku
Yang rela meneteskan jernih matanya dalam lekuk mimpinya
Yang rela membanjiri dadanya dalam gersang sang raja
Yang rela tertebas lehernya dem sehelai rambutku
Kau tahu siapa bundaku?
Dialah bundaku yang mengajariku merangkak
Hingga aku bisa melompat seperti katak
Tuhan , , ,
Biarkan ia tidur malam ini barang sebentar
Karena aku tak tahu
Jika kelak ia tertidur pulas
Aku tak mampu menjadi pungungnya
Bunda , hadirlah mala ini
Aku merindukan dirimu
Dalam tangis dalam do’aku
Dalam jeritan tengah malamku
06 Feb’10
Dialah sang pengeruk pagi hingga menjadi petang
Menjadikan bumi sebagai pijakan kakiku
Dan menjadikan langit sebagai teduhan kepalaku
Dialah yang menjadikan hidupku tertempa
Dari puing-puing rongsok besi hina
Dari keping-keping baja yang terbuang
Hingga berubah menjadi tumpukan yang bermakna
Tidakkah kamu tahu seperti apa bundaku?
Dia bukan hanya tangan Tuhan yang dititiskan
Ketika aku terjatuh dalam neraka-neraka dunia
Dia bukan hanya sayap-sayap malaikat yang dikepakkan
Ketika aku tertatih dalam kepincanganku
Dia juga bukan hanya hawa
Yang bisa menemani Adam dan melahirkan habil dan qabil
Dialah bundaku
Yang menawarkan kemolekan-kemolekan surga
Yang dengan tawarannya aku bisa terbahak mesra
Dialah bundaku
Yang rela meneteskan jernih matanya dalam lekuk mimpinya
Yang rela membanjiri dadanya dalam gersang sang raja
Yang rela tertebas lehernya dem sehelai rambutku
Kau tahu siapa bundaku?
Dialah bundaku yang mengajariku merangkak
Hingga aku bisa melompat seperti katak
Tuhan , , ,
Biarkan ia tidur malam ini barang sebentar
Karena aku tak tahu
Jika kelak ia tertidur pulas
Aku tak mampu menjadi pungungnya
Bunda , hadirlah mala ini
Aku merindukan dirimu
Dalam tangis dalam do’aku
Dalam jeritan tengah malamku
06 Feb’10
Penantian
Resah yang kian berkecamuk
Mengiba hati bak bunga layu
Tak terjamah derai embun di pagi suci
Lengah dipagi hari
Menanti dia yang menyulam mimpi
Diufuk nafas yang kian memuncak
Aku disini dengan kehampaan
Menanti dia yang kini bertahta di istana sang raja siang
Duhai cinta yang maha dahsyat
Mengapa dikala aku menari dipentasmu
Kau mengusirku percuma
Menendangku dengan tangan-tangan bringasmu
Matilah saja engkau ditangan sang surya
Yang telah nematahkan sendi-sendi cinta
Yang mengalir deras dinadiku
Diamlah………….
Aku berteriak meminta
Memojokkan aku ditengah hiruk pikuk cinta
Yang semakin menusukku
Dsini aku masih berdiri
Mengiba hati bak bunga layu
Tak terjamah derai embun di pagi suci
Lengah dipagi hari
Menanti dia yang menyulam mimpi
Diufuk nafas yang kian memuncak
Aku disini dengan kehampaan
Menanti dia yang kini bertahta di istana sang raja siang
Duhai cinta yang maha dahsyat
Mengapa dikala aku menari dipentasmu
Kau mengusirku percuma
Menendangku dengan tangan-tangan bringasmu
Matilah saja engkau ditangan sang surya
Yang telah nematahkan sendi-sendi cinta
Yang mengalir deras dinadiku
Diamlah………….
Aku berteriak meminta
Memojokkan aku ditengah hiruk pikuk cinta
Yang semakin menusukku
Dsini aku masih berdiri
Langganan:
Postingan (Atom)