Rabu, 01 Mei 2013

MAKALAH PENTINGNYA KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PIDATO

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemilihan teori kemampuan berbicara sangatlah penting dilaksanakan dalam penguasaan teori pidato. Namun dalam kenyataannya masih banyak orang yang tidak dapat menerapkannya.
Masih terdapatnya orang yang kesulitan untuk dapat tampil dimuka umum memaparkan ide pikirannya kepada pendengar atau pemirsa. Tampil prima di depan khayalak memang membutuhkan keterampilan khusus yang tidak diperoleh secara cepat, namun melalui latihan-latihan dan pembiasaan. Selain itu tatakrama berbicara juga harus diperhatikan dengan serius, karena akan mempengaruhi kualitas pembicaraan. Banyak isi pembicaraan yang baik, jika tidak dibawakan dengan baik akan memperoleh hasil yang jelek, sebaliknya isi pembicaraan yang biasa-biasa saja tetapi karena dibawakan secara baik akan menghasilkan sambutan pendengar yang baik pula.
Keadaan yang seperti ini disebabkan diantarnya oleh kemampuan dalam bidang studi bahasa Indonesia yang belum dapat memberikan penjelasan mengenai teori-teori pidato yang sebenarnya. Agar dapat membentuk performasi lebih baik, perlu adanya perbaikan pembelajaran teori pidato dalam bidang studi bahasa Indonesia.
Berbicara bukan hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; dan apakah dia waspada serta antusias atau tidak
Bentuk performansi bahasa diantaranya adalah keterampilan berbicara. Sebagaimana kita tahu bersama bahwa keterampilan berbicara adalah bagian dari keterampilan berbahasa yang merupakan catur tunggal yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pidato?
2. Bagaimana cara melaksanakan teori berkomunikasi dalam pidato?
3. Bagaimana cara melaksanakan pidato dalam forum?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian pidato
2. Menjelaskan teori berkomunikasi dalam pidato
3. Menjelaskan cara melaksanakan pidato dalam forum


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pidato
Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran, informasi, dan tujuan dari pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi. Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Oleh karena itu, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek-aspek non kebahasaan (ekspresi wajah, kontak pandang, gerak tangan). Dengan demikian, berpidato adalah kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek non-kebahasaan yang dapat mendukung efisiensi dan efektivitas pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu. Sementara itu, ada tiga tujuan penyajian suatu pidato, yaitu menyampaikan informasi (informatif), meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasif), dan menghibur pendengar (rekreatif).

B. Teori Berkomunikasi dalam Pidato
Keterampilan berbicara adalah keterampilan/ kemampuan berbicara didalam dan diluar forum sebagai bentuk performansi berbahasa yang sangat erat hubungannya dengan penguasaan teori pidato. Karena seseorang yang dapat berbicara diantaranya adalah mempunyai kemampuan dasar tentang teori-teori berbicara. Semakin seseorang berkemampuan menguasai teori-teori berbicara semakin baik pula ia dalam keterampilan berbicara. Hanya teori dilapangan masih banyak kita dapatkan orang menyampaikan pidato dengan tidak terarah. Hal ini mencerminkan betapa lemahnya seseorang tersebut dalam menguasai teori berbicara. Artinya antara penguasaan teori pidato dengan keterampilan berbicara terdapat kaitan yang erat.
Dalam berpidato teori berkomunikasi sangatlah dianjurkan, karena dengan menguasai teori maka semua apa yang disampaikan akan menjadi lebih memukau. Berikut cara atau langkah menerapkan teori berkomunikasi dalam berpidato:
1. Persiapan diri sepenuhnya.
Langkah ini merupakan faktor ter penting dalam menanamkan keyakinan diri sebagai seorang pembicara. Adapun yang harus dipersiapkan itu' meliputi segala sesuatu yang akan kita perbuat dalam rangka melaksanakan pidato, diawali dengan berpikir tentang pidato yang akan disampaikan dalam waktu yang telah disediakan. Yang terpenting di sini adalah mencermati topik pidato yang akan disampaikannya. Tindakan itu akan menolong kita melenyapkan beberapa kekhawatiran tidak mampu menjawab pertanyaan yang timbul di kalangan hadirin atau beberapa pembicaraan yang mungkin dirasakan salah atau naif penyampaiannya.
2. Membiasakan diri dengan situasi pidato.
Lebih akrab dengan situasi pidato, dalam arti mengenali ruangan di mana akan berpidato, pengaturan kursi di ruangan, tipe hadirin yang akan dihadapi, dan sebagainya. Ini akan membuat dan menumbuhkan rasa percaya diri. Kebiasaan mengenali keadaan ini bisa meningkatkan kecakapan dalam, mengendalikan diri dalam berpidato, tidak terkecuali pula situasi pidatonya.
3. Libatkan apa yang diperlukan untuk berkomunikasi.
Langkah ini merupakan tindakan yang sulit untuk dilaksanakan sebelum tertolong sepenuhnya oleh pengembangan rasa percaya diri sebagai pembicara. Sering juga kita perlu berlatih dengan menggunakan "naskah".
4. Latihan. Latihan berpidato dan cara penyajiannya sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri.
5. Pengembangan gambaran diri komunikator.
Dengan cara ini kita memandang diri kita sendiri sebagai orang yang mampu, cakap, sangat penting, dan yakin sebagai seorang komunikator yang efektif dalam menjelaskan pesan komunikasinya kepada orang lain. Gambaran demikian bisa mempertinggi pemikiran tentang diri sebagai pembicara yang memiliki rasa percaya diri:. Dengan demikian proses pengembangan gambaran diri sebagai komunikator itu meliputi tiga langkah, yaltu: 1) bertindak seperti kita berkeyakinan, 2) meyakini kita punya rasa percaya diri, dan 3)kita menjadi percaya diri.

C. Melaksanakan Pidato dalam Forum
Dalam melaksanakan pidato dalam forum makan tentunya diperlukan langkah agar pidato yang disampaikan dapat diterima oleh para hadirin, dan agar tujuan pidato yang telah ditentukan itu bisa dicapai dan tepat sasaran, maka diperlukan persiapan yang efektif dan efisien. Berikut langkah-langkahnya::
a. Pemilihan topik dan tujuan pidato.
Langkah pertama, memilih pokok persoalan yang akan dibicarakan dalam pidato itu dan tujuan umum serta khusus yang hendak dicapai. Kedua hal itu dapat dilakukan sebagai berikut;
Dalam hal pemilihan topik pidato banyak pembicara menghabiskan waktunya untuk mencari dan memilih pokok persoalan yang bisa dijadikan topik pidato. Topik itu sangat banyak seperti masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, clan sebagainya. Memilih topik pembicaraan sangat berguna untuk mewujudkan adanya pertalian dan perhatian hadirin dengan pembicaranya. Bagaimanapun, kita harus mampu memanfaatkan waktu dan tenaga untuk mengkaji dan mengorganisasikan topik pembicaraan itu, sehingga bisa memperoleh beberapa hal yang bernilai, baik dari topiknya itu sendiri maupun dari penerapan prinsip pidatonya.
Jika awal pidato adalah membujuk, dalam upaya memengaruhi sikap dan atau perilaku hadirin, lebih baik kita memilih topik pem bicaraan yang disetujui bersama oleh kita dan hadirin, serta yang lebih memperkuat sikap hadirin yang timpak ketimbang mengubahnya. Atau kita harus memilih topik tentang hal yang bersifat netral dan membujuk hadirin agar merasa lebih baik seperti apa yang kita rasakan. Tentukan batasan dan ketajaman topik pembicaraan kita itu dengan proporsi yang bisa diatur. Jangan mencoba-coba mencakup aspek terlalu banyak. Lebih baik mengambil topik yang terbatas pada satu aspek yang mendalam ketimbang memilih topik yang luas cakupannya namun dangkal pembahasannya.
Dalam hal Penajaman tujuan pidato, umumnya ada tiga tipe pidato. Tipe pidato yang dipilih tergantung pada tujuan kita ber pidato, meskipun tidak mudah menarik garis perbedaan dari ketiga tipe itu. Perbedaan dimaksud lebih didasarkan pada tujuan praktis dan pendidikan ketimbang disebabkan oleh bentuknya yang jelas tampil. Ketiga tujuan pidato dimaksud adalah memberitahu, membujuk, dan mengisi mata acara pada upacara-upacara tertentu. Pidato informatif (bertujuan memberi tabu) dirancang untuk men ciptakan pengertian dalam arti menjelaskan, memberi penerangan, memperbaiki kesalahpahaman, mendemonstrasikan bagaimana sesuatu bekerja atau dikerjakan, menjelaskan bagaimana sesuatu disusun. Dalam pidato informatif tersebut kita lebih banyak mengandalkan bahan-bahan yang berperan lebih menjelaskan, misalnya ilustrasi, definisi, kesaksian, peragaan, dan sebagainya. Oleh karena itu prinsip utama dari pidato tersebut berpusat pada aspek deskripsi, definisi, dan demonstrasi.
Pidato dalam kesempatan yang khusus berisi unsur-unsur infor masi dan persuasi. Namun demikian cukup berbeda dalam hal penggunaannya. Dengan "kesempatan yang khusus" diartikan bahwa dirancang khusus bagi suatu upacara tertentu. Misalnya, untuk memperkenalkan pembicara atau kelompok pembicara lainnya, untuk memberikan penghargaan atau penghormatan kepada seseorang (tokoh, pejabat, dan sebagainya), institusi, atau peristiwa yang mungkin sangat penting, untuk menjamin budi baik (good will) seseorang, institusi, jalan hidup, clan pendiriannya. Pidato demikian seperti halnya pada saat kita memberikan apreslasi terhadap seseorang, sangat erat hubungannya dengan pidato persuasive.
b. Analisis terhadap hadirin
Jika ingin memberitahu atau membujuk para hadirin, kita harus mengetahui situasi dan kondisi mereka saat itu. Siapa mereka? Apa saja yang telah mereka ketahui? Apa saja yang mereka ingin lebih mengetahuinya lagi? Kompetensi khusus apa saja yang ingin mereka miliki?Di mana posisi mereka pada isu yang akan disampaikan? Terutama sekali perhatian kita harus dipusatkan pada variabel yang menjawab pertanyaan diri kita mengenai implikasi (pemahaman) hadirin terhadap pokok pembicaraan, maksud, dan cara penyusunan serta penyajian fakta dalam semua aspek pidato kita. Variabel dimaksud meliputi keadaan hadirin dalam hal usia, jenis kelamin, faktor budaya, mata pencaharian, penghasilan, status sosial, agama, kesempatan, konteks, dan faktor-faktor lain yang bisa memengaruhi jalannya pidato kita.
Terhadap usia mereka kita bisa menyelidiki usia umumnya dari mereka yang hadir (yang akan kita hadapi). Bagaimana rentang perbedaannya?Apakah harus dibedakan cara penyampaian pidatonya terhadap kelompok usia yang berbeda? Apakah usia hadirin itu mengganggu keterbatasan topik pidato kita? Bahasa apa yang akan digunakan? Contoh dan ilustrasi apa saja yang harus dipilih?
Mengenai jenis kelamin bisa dipikirkan hal-hal sebagai berikut. Berjenis kelamin apa yang dominan? Apakah ada perbedaan pema haman antara laki-laki dan perempuan terhadap topik pidato yang akan diutarakan? jika ada, bagaimana? Apakah karena perbedaan latar belakang pengalaman dan pengetahuan terhadap topik pidato? Bagaimana hal itu bisa memengaruhi pengembangan topik pidato yang akan disampaikan itu?
c. Penelitian terhadap topik
Jika pidatonya berguna dan kita dengan hadirin memperolch keuntungan dari situ, kita hendaknya menyelidiki topik pidato yang dirumuskan itu. Pertama sekali mungkin kita harus melakukannya di perpustakaan. Mulai dengan membaca sumber inforniasinya seperti artikel dalam ensiklopedia, suratkabar, dan majalah. Kita bisa memperoleh beberapa referensi dan bisa berkonsultasi dengan beberapa orang yang bisa menunjukkan artikel-artikel mutakhir. Untuk beberapa topik tertentu kita bisa berkonsultasi kepada ahlinya.
d. Merumuskan tesis dan mengenalkan masalah utamanya
Tesis pidato merupakan penegasan masalah pokok secara sederhana. Pada pokoknya merupakan inti dari apa yang disampai kan dalam pidato itu memenuhi keinginan hadirin. Jika pidato kita bersifat informatif, tesis kita harus mengandung ide pokok yang membuat mereka mengerti. Misalnya "Darah manusia mengandung empat unsur pokok", atau "Pidato bisa dilakukan dengan empat cara".
Jika pidato kita bersifat persuasfi, tesis kita harus menyodorkan masalah pokok yang bisa diterima, dipercaya, dan diikuti, misalnya "Kita harus minum Mizone" atau "Kita harus mendukung tim nasional kita."
e. Memberi dukungan terhadap masalah utama
Setelah merumuskan tesis dan masalah utama, kini kita harus memberi dukungan argumentasi terhadap tiap bagiannya. Dalam ini hal contoh tesis yang pertama (masalah darah manusia) tadi, dukungan dimaksud diberikan dengan menjelaskan apa yang perlu diketahui hadirin mengenal plasma dan sel darah putih.
Dalam pidato informatif, sokongan dilakukan dengan mem perkuat gambaran masalah, ilustrasi, definisi, clan pemberian contohnya, melalui diskusi konsep-konsepnya. jlka kita ingin mengemukakan "sebab-sebab inflasi" menimpa hadirin, misalnya, tonjolkanlah sebagaimana kenyataannya, arti dan relevansinya bagi hadirin. Di sini penjelasan tambahan dapat menyempurnakannya. Khususnya kita harus menggunakan contoh dan ilustrasi serta pem buktian dari para penguasa atau saksi yang memulihkan peristiwanya. Misalnya, karena kejahatan beberapa orang. Penyajian definisi dapat membuat hadirin memperoleh pengetahuan mengenai apa yang kita bicarakan dan bisa menghayati konsep yang diberikan sehingga bisa membayangkannya dengan lebih abstrak lagi atau mungkin juga masih samar-samar. Penggunaan statistik perlu juga bagi topik tertentu. Alat peraga seperti bagan, peta, benda aktual, slide, film, audio tape, rekaman, dan sebagainya, biasanya akan memperjelas konsep-konsep yang samar-samar.
Bagi pidato persuasif, dukungannya bisa dilakukan dengan bukti utama yang menunjukkan fakta, argumen, dan motivasi sehingga pembicara bisa memperoleh kepercayaan dari hadirin dan reputasi diri yang baik. Semuanya dirancang untuk meyakinkan hadirin sehingga menyetujui apa yang disarankan, atau memihak pada pendapat kita. jika kita ingin membujuk hadirin untuk memilih minuman merek mizone dan membiasakan meminumnya, sebagian besar pidato kita hendaknya dilengkapi dengan membuktikan bahwa harganya lebih murah melalui alasan-alasan yang bisa dipercaya. Misalkan dengan membandingkan harganya terhadap lima atau enam jenis minuman merek lain, atau membuktikan bahwa dengan minum mizone bisa memperoleh tenaga dua kali lipat dibandingkan jika minum minuman merek lain yang harganya sama.
f. Mengorganisasikan Bahan Pidato
Bahan pidato harus diorganisasikan agar hadirin mengerti dan tetap terpelihara perhatiannya. Organisasinya disusun dalam bentuk pola topikal. Pola ini melibatkan masalah-masalah utama yang terlibat dalam pidato dan membicarakan masalah yang sederajat, mengorganisasikan pelbagai bahan pendukung di bawah judul yang sesuai sehingga tersusun pola outline pidato
g. Penyusunan kata-kata
Memang tidak mudah menyusun outline pidato bagi hadirin. Dalam hal ini kita harus memanfaatkan fungsi bahasa dan kata-kata yang sempurna dan pantas diucapkan. Penuturan kata dalam pidato tidak harus dilakukan sebagaimana kita tulis kata per kata, namun cukup diutarakan sebagaimana maksud dari tulisan itu dengan tenang, adakalanya kata itu harus dihilangkan clan sebaliknya ada pula kata yang tidak disukai hadirin. Dalam hal penyusunan kata-kata dalam pidato, lebih baik kita pusatkan pada kata yang mengandung ide pokok maupun bahan pendukungnya dengan bahasa yang gampang dimengerti.
Menggunakan kata yang sederhana lebih baik ketimbang yang rumit, demikian pula membicarakan hal yang kongkrit lebih baik ketimbang yang abstrak. Menggunakan bahasa yang personal dan informal lebih baik ketimbang yang impersonal dan formal. Menggunakan kalimat sederhana dan aktif lebih baik ketimbang kalimat yang njlimet dan pasif Dalam hal penggunaan kata dimaksud hendaknya hati-hati, jangan sampai ada kata-kata yang menyakiti hati hadirin. Ingat tidak semua doktor itu pria dan tidak semua sekretaris itu wanita, tidak semua orang ingin dinikahkan.
Penyusunan kata bagi pidato persuasif hendaknya mengguna kan kata yang menjadikan pernyataan masalahnya meyakinkan. Hati-hati, Jika hadirin yang dihadapi itu musuh atau berada pada posisi yang sangat berbeda dengan kita, maka kata-kata yang disusun harus bersifat mendamaikan. jlka ingin memperkuat posisi yang telah menyenangkan hadirin, kita harus secepatnya memulai membujuknya.
h. Menyusun konklusi (kesimpulan) dan kata pengantar (pendahuluan)
Untuk mengakhiri pidato, kita harus membuat outline konklusi (kesimpulan) dengan menulisnya kata per kata. Untuk melengkapi fasilitas persiapan pidatonya, kita harus menyusun kesimpulan yang bisa membuat lebih baik. Kita bisa menggunakan sistem apa saja yang sekiranya lebih mudah. Meskipun kesimpulannya harus menampilakan sejumlah fungsi yang berbeda, namun bagi akhir pidato hendaknya dikemukakan konklusi yang mengandung tujuan utama. Pertama, meringkaskan isi pidato. Perkenalkan butir-butir pokoknya lagi dan berikan ikhtisar darl bagian pembahasannya yang telah disusun. Kedua, kemas pidato dengan beberapa cara beri beberapa kata penutup; dan utarakan dengan singkat dan akhiri pidato dengan jelas serta nyata.
Kata Pengantar (pendahuluan) maupun kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari penyusunan bahan pidato, sebab kita harus tahu secara rinci semua yang akan dibicarakan sebelum melakukan persiapan. Demikian pula kegiatan itu dapat mempermudah per siapan membangun bagian-bagian pidato. Yang pertamakali harus diraih oleh kata pendahuluan pidato adalah perhatian hadirin. Seringkali kedatangan kita di depan ruangan akan menarik perhatian mereka, karenanya begitu memulai bicara kita harus berusaha mengikat perhatiannya. Statistik yang provokatif, fakta yang sedikit dikenal, kisah yang menarik, atau pernyataan yang menjelaskan arti dari topik pidato, akan memperoleh perhatian dimaksud. Kedua, menciptakan beberapa jenis keakraban yang bisa menghubungkan topik pidato dengan hadirin, antara lain dengan memberitahu hadirin mengapa kita menyodorkan pidato dengan topik demikian; mengapa pikiran kita terpusat pada topik itu; mengapa topik itu ditujukan kepada hadirin saat itu; apa kompetensinya topik itu ditujukan kepada mereka; dan sebagainya. Semua pertanyaan itu hampir otomatis berada dalam benak hadirin, dan sebagai pembicara kita harus terlebih dulu menjelaskannya sebelum mereka menanyakannya. Terakhir, kata pendahuluan harus berorientasi pada hadirin, persiapkan mereka agar tetap memperhatikan dan menyimak apa yang kita kemukakan dalam pidato kita itu.
Pilih pokok pembicaraan yang kita perkirakan akan bisa menarik perhatian dan minas hadirin. Pilih pokok pembicaraan, atau aspek dari pokok pembicaraan itu, yang bisa dibicarakan selama waktu yang diberikan. Sudah tentu kita tidak akan bisa berpidato tentang perjuangan, para pemuda Indonesia dalam merebut kemerdekaan bangsanya, hanya dalam waktu terbatas lima menit saja. Untuk menguji ketepatan pilihan kita terhadap pokok pembicaraan dimaksud, kita harus menjawab pertanyaan berikut. Jika kita bisa menjawabnya dengan baik, maka Anda berada pada jalur yang benar. Adapun pertanyaannya adalah; "Mengapa pokok pembicaraan itu dikemukakan kepada hadirin pada waktu dan kesempatan yang telah disediakan?"


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pidato atau istilah bahasa Inggris disebut public speaking, pada hakikatnya adalah berbicara di muka umum, baik langsung maupun tidak.
Keterampilan berbicara adalah keterampilan/ kemampuan berbicara didalam dan diluar forum sebagai bentuk performansi berbahasa yang sangat erat hubungannya dengan penguasaan teori pidato. Karena seseorang yang dapat berbicara diantaranya adalah mempunyai kemampuan dasar tentang teori-teori berbicara. Semakin seseorang berkemampuan menguasai teori-teori berbicara semakin baik pula ia dalam keterampilan berbicara.
Dalam melaksanakan pidato dalam forum, ada beberapa hal yang harus di perhatikan :
a. Pemilihan topik dan tujuan pidato;
b. Analisis terhadap hadirin, kesempatan, dan konteks;
c. Penelitian terhadap topik;
d. Perumusan tesis (pernyataan masalah) dan mengenalkan masalah utamanya;
e. Memberi dukungati terhadap masalah utama tersebut;
f. Mengorganisasikan ide pokok, sub-bagian, dan bahan pelengkapnya;
g. Penyusunan kata;
h. Menyusun kesimpulan dan kata pengantar.

B. Saran
Dalam makalah ini kami berharap agar para pembaca lebih khususnya kami sendiri selaku pembuat makalah bisa lebih mengenal, mengetahui, dan bisa mempraktekan keterampilan berbicara dalam tehnik berpidato, supaya nantinya dalam berbicara ataupun melakukan pidato para audiens bisa tertarik atau menerima, dan paham dengan apa yang kita sampaikan. 

DAFTAR PUSTAKA

West, Richard. Pengantar Teori Komunikasi : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Humanika, 2008
Larry King, Seni berbicara kepada siapa saja, kapan saja, dimana saja, PT gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005
Natalie Rogers, Berani Berbicara Didepan Public, Nuansa, Bandung, 2003
Kustadi Suhandang, Retorika, Strategi, Teknik, dan Taktik Pidato, Nuansa, Bandung 2009

Tidak ada komentar: