Kamis, 14 Juni 2012

MAKALAH METODE PENGAJARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkanadanya tuntutan kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disamping kemampuan - kemampuan lain yang menunjang.
Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan tentang berbagai metode belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama guru yaitu mengajar. Apabila telah memiliki kemampuan dalam penguasaan penggunaan metode pengajaran secara mendalam. Pengajaran pada pendidikan dasar menengah dengan cara mengenalkan masalah – masalah social melalui pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi dan memecahkan masalah social tersebut. Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, metode ceramah akan menyebabkan siswa bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai metode – metode yang cocok untuk pengajaran agar siswa lebih tertarik pada peljaran tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah “Metode Pengajaran di SD“ dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian metode pengajaran?
2. Apa Saja macam-macam dari metode pengajaran?

C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari pembuatan makalh ini yaitu :
1. Untuk mengetahui macam – macam metode pengajaran .
2. Diharapkan dapat menerapkan metode yang cocok dan baik untuk peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pengajaran
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang berarti cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian pengajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Nursid Suaatmadja, metode pengajaran adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ). Menurut S Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Dari dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran itu adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas – luasnya dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Didalam proses belajar mengajara di perlukan suatu metode yang sesuaidengan situasi dan kondisi yang ada. Metode pengajaran seharusnya tepat guna yaitu mampu memfunfsikan si anak didik untuk belajar sendiri sesuai dengan Student Active Learning (SAL).

B. Macam-macam metode
Metode-metode untuk mata pelajaran cukup beraneka ragam. Keanekaragaman meliputi klasifikasi maupun penamaan suatu metode bahkan juga tingkat daya guna dan hasil guna suatu metode. Secara garis besar, metode pengajaran dapat di klasifikasikan atas dua macam yaitu :
 METODE INTERAKSI EDUKATIF DIDALAM KELAS
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu bentuk pengajaran dimana dosen atau guru mengalihkan informasi kepada sekelompok besar atau siswa dengan cara yang terutama bersifat verbal. ( Tjipto Utomo dan Ruitjer ; 1985:184 ). Ada tiga unsure di dalam metode ceramah, yaitu :
o Adanya sekelompok siswa yang akan menerima informasi.
o Adanya guru yang memberian informasi secara lisan.
o Adanya sejumlah informasi yang akan disampaikan ke kelompok siswa.
Metode ceramah ini lebih tepat digunakan bila proses pengajaran memiliki kondisi sebagai berikut:
o Tujuan dasar pengajaran adalah menyampaikan informasi baru.
o Isi pengajaran bersifat langka, misalnya berupa penemuan baru.
o Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus keompok tertentu.
o Membangkitkan minat terhadap pelajaran.
o Isi pelajaran tidak diingat dalam waktu yang lama.
o Sebagai pengantar penggunaan metode yang lain dan pengarah penyelesaian tugas mengajar.
Metode ceramah ini kurang sesuai digunakan jika :
o Tujuan pelajaran bukan tujuan perolehan informasi.
o Isi pelajaran perlu diingat dalam waktu yang cukup lama.
o Isi pelajaran komplek, rinci, dan abstrak.
o Pencapaian tujuan yang merprasyaratkan partisipasi siswa.
o Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan kognitif tingkat tinggi seperti analisis, sintesis dan evaluasi.
o Para siswa yang intelegensinya atau pengalaman pendidikannya rata – rata atau dibawah rata – rata.
Metode ceramah ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan metode ceramah adalah sebagai berikut :
o Murah, dikarenakan efisien dalam emanfaatan waktu, dapat menyajikan ide – ide secara lebih jelas. Seorsng guru dapat menguasai sejumlah siswa dan memudahkan penyajian sejumlah materi pelajaran.
o Mudah di sesuaikan (adaptebel), hal ini dikarenakan dapat di sesuaikan dengan para siswa tertentu, pokok permasalahan, keterbatasan waktu, dan keterbatasan peralatan. Selain itu daapat disesuaikan dengan jadwal guru ketidaksediaan bahan – bahan tertulis.
o Dapat mengembangkan kemampuan mendengar para siswa.
o Merupakan penguatan bagi guru dan siswa.
o Dapat mengkaitkan secara langsung isi pelajaran dengan siswa maupun guru pengalaman dalam kehidupan sehari – hari.
Adapun kelemahan dari metode ceramah, yaitu :
o Cenderung terjadi proses komunikasi di kelas yang sifatnya satu arah.
o Centering kearah pengajaran berdasarkan keinginan guru atau yang disebut dengan guru sentries.
o Menurunnya perhatian siswa saat pengajaran berlangsung, bila ceramah dilakukan lebih 20 menit.
o Dengan ceramah hanya mampu menghasilkan ingatan dalam diri siswa dalam jangka waktu yang pendek.
o Merugikan bagi sisa yang memiliki tipe pengamatan auditif.
o Merugikan siswa yang mampu belajar sendiri dari pada diceramahi secara klasikal.
o Tidak efektif untuk mengajarkan ketrampilan motorik dan menanamkan sifat kepada siswa.
b. Metode Tanya Jawab
Pertanyaan dapat dilihat dari beberapa model belajar – mengajar. Baik itu metode cermah,diskusi kerja kelompok atau metode yang lainnya. Pertanyaan boleh berasal darisiswa maupun guru.. untuk mengerti metode Tanya jawab, ada tiga istilah yang perlu dimengerti terlebih dahulu. Tiga istilah ini adalah pertanyaan, respon, dan reaksi. Pertanyaan dapat ditandai dengan kata – kata atau kalimat yang digunakan untuk memperoleh respon verbal. Respons dapat menunjuk kepada pemenuhan dari yang diharapkan sebuah jawaban. Sedangkan reaksi dapat menunju kepada perubahan dan penilaiaan terhadap pertanyaan dan respons.
Metode Tanya jawab adalah sebagai format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh guru untuk mendapatkan respons lisan, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada diri siswa.
Ada beberapa alasan mengapa seorang guru menggunakan metode Tanya jawab dalam proses pengajaran , yaitu :
1. Membangkitkan atau menimbulkan keingintahuan siswa terhadap isi permaslahan yang sedang dibicarakan, sehingga mendorong minat siswa yang berprestasi dalam proses belajar mengajar.
2. Membangkitkan, mendorong, menuntun dan atau membimbing pikiran siswa yang sitematis, kreatif, dan kritis pada diri siswa.
3. Membangkitkan keterlibatan mental siswa, dengan menjawab pertanyaan dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat mewujudkan cara belajar siswa aktif.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri
5. Memberikan kesempatan siswa menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk belajar sesuatu yang baru.
Tujuan pemakaian metode tanya jawab yaitu sebagai berikut:
1. Mengecek pemehaman siswa sebagai dasar perbaikan proses pengajaran.
2. Membimbing para siswa untuk memperoleh suatu ketrampilan yang kognitif maupun sosial.
3. Memberikan rasa aman kepada siswa melalui pertanyaan yang dipastikan menjawabnya.
4. Mendorong siswa untuk melakukan penemuan (inquiri) dalam memperjelas suatu masalah.
5. Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi kelas.
Jenis – jenis pertanyaan
Sadker mengklasifikasikan pertanyaan itu berdasarkan Taksonomi Bloom, yaitu 6 (enam) jenis pertanyaan dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi, diantaranya yaitu :
1. Pertanyaan pengetahuan atau ingatan (knowledge or recall quetions)
2. Pertanyaan pemahaman (comprehension quetions)
3. Pertanyaan penerapan (apllication quetions)
4. Pertanyaan analis (analisysis quetions)
5. Pertanyaan sintesis (synthesis quetions)
6. Pertanyaan evaluasi (evaluation quetions)
Dari enam jenis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom diatas, maka tiga dari atas dapat dikatagorikan pertanyaan kognitif tingkat rendah dan tiga pertanyaan berikutnya termasuk pertanyaan tingkat tinggi.
c. Metode Diskusi atau metode Musyawarah
Metode diskusi dalam pengajaran yaitu suatu cara penyajian materi pelajaran dimana siswa dibedakan kepada suatu masalah, baik berupa pertanyaan maupun berupa pertanyaan yang bersifat problemik untuk dibahas atau dipecahkan oleh siswa secara bersama – sama.
Dalam suatu metode pengajaran biasanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun kekurangan dan kelebiahan dari metode diskusi yaitu :
Metode diskusi memiliki jenis yang berbeda – beda adapun jenis – jenis metode diskusi yaitu :
 Diskusi kelompok kecil
 Diskusi kelompok besar atau kelas
 Diskusi umum (masal)
Untuk melakukan metode diskusi ini harus memperhatikan langkah – langkah pelaksanaanya. Adapun langkah – langkah untuk melakukan metode diskusi yaitu :
a. Tahap persiapan
 Menentukan masalah yang akan didistribusikan
 Merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam diskusi
 Menentukan peserta diskusi
 Menentukan waktu dan tempat diskusi.
b. Tahap pelaksanaan diskusi
 Menentukan perangkat organisasi diskusi
 Mengemukakan topik dan tujuan diskusi
 Mengembangkan pengantar dan masalah yang akan didiskusikan
 Pelaksanaan diskusi yang dipandu oleh pimpinan diskusi.
c. Tahap tindak lanjut
 Membuat rumusan, kesimpulan hasil diskusi
 Pembahasan ulang, penilaian terhadap pelaksanaan diskusi, sebagai masukan untuk diskusi berikutnya.
d. Metode Penugasan ( pemberian tugas )
Metode pemberian tugas dapat disamakan dengan metode resitasi (recitation method). Dimana metode resitasi ini bersama dengan metode ceramah, merupakan dua metode yang paling tua, yang digunakan oleh guru yang bekerja dengan kelompok – kelompok siswa. (Hyman, 1974 : 189).
Metode penugasan dalam pengajaran adalah suatu penyajian bahan pengajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar dan memberikan laporan sebagai hasil tugas yang dikerjakan. Metode ini mengacu kepada penerapan unsur – unsur “ Learning by doing”
Metode penugasan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Adapun cara pelaksanaan metode penugasan yaitu :
a. Melakukan persiapan dengan cara :
 Merumuskan masalah dengan jelas
 Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas
 Menentukan jenis tugas baik kelompok maupun individu
 Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pengarahan tugas
 Menentukan limit waktu pelaksanaan
b. Pelaksanaan tugas dengan cara :
 Mengadakan bimbingan dalampelaksanaan tugas
 Memberikan motivasi atau dorongan
 Memberikan pelayanan kebutuhan
c. Pertanggung jawaban dari penilaian tugas :
 Pelaporan secara lisan maupun tulisan, tindakan atau demonstrasi
 Melakukan penilaian terhadap tugas berdasarkan laporan yang telah disampaikan.
e. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar mengajar yang memiliki kadar CBSA yang tinggi. Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yank lain dalam satu kelompok guna menyelesaikan tugas – tugas secara bersama – sama.
Adapun tujuan dari pengguanaan metode kerja kelompok yaitu :
 Memupuk kemauan dan kemampuan berkerja sama bagi siswa.
 Untuk meningkatkan keterlibatan sosial emosional siswa.
 Untuk meningkatkan perhatian siswa terhadap PBM.
Pengelompokan di bagi beberapa jenis yaitu :
 Pengelompokan berdasarkan perbedaan – perbedaan individu.
 Pengelompokan berdasarkan ketersediaan siswa.
 Pengelompokan berdasarkan partisipasi siswa.
 Pengelompokan berdasarkan pembagian pekerjaan.
Peranan guru dan variabel lain sangat mempengaruhi keberhasilan kerja kelompok diantaranya yaitu :
 Tujuan harus jelas sebagai pedoman.
 Adanya interaksi positif dan kondusif diantara anggota kelompok.
 Adanya kepemimpinan kelompok untuk mengatur kerjasama dalam kelompok.
 Adanya suasana kerja kelompok yang baik dan menyenangkan.
 Mengetahui kesulitan tugas yang harus dikerjakan secara kelompok.
Peranan guru dalam pelaksanaan kerja kelompok
 Sebagai pengelola, mengorganisir dan mengatur tempat duduk siswa.
 Sebagai pengamat, pengenal dan membantu siswa jika diperlukan.
 Sebagai pemberi saran dan penilai.
f. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi yaitu merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja, menunjukan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh atau sebagian siswa.
Metode demonstrasi disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pertanyaan lisan atau peragaan secara tepat. (dalam Canci, 1986 : 38).
Adapun tujuan dari penerapan metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
 Untuk menggunakan prosedur tertu dalam mengajar (prosedur kerja, prosedur pelaksanaan).
 Dapat meningkatkan kepercayaan diri bagi siswa.
 Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menggunakan prosedur.
Tujuan pengajaran demonstrasi menurut Winanarno Surachnat, yaitu :
 Untuk mengajarkan suatu proses.
 Untuk menginformasikan bahan yang di perlukan didalam proses pengajaran.
 Untuk mengkongkritkan informasi yang disampaikan kepada siswa.
g. Metode Karyawisata
Merupakan suatu kegiatan belajar mengajar dimana siswa dibawa ke suatu objek di luar kelas untuk mempelajari suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran.



Tujuan dari metode karyawisata yaitu :
 siswa dapat membandingkan apa yang mereka pelajari di dalam kelas secara teoritis dengan keadaan nyata di lapangan atau membandingkan antara teori dengan praktik penggunaannya.
 menghilangkan kejenuhan belajar siswa.
 Sebagai reaksi stabil belajar.
h. Metode Simulasi
Metode simulasi merupakan format interaksi belajar mengajar dalam pengajaran yang didalamnya menampakkan adanya perilaku pura – pura dari orang yang terlibat dalam proses pengajaran.
Jenis – jenis simulasi yaitu
 Permainan simulasi (simulation games).
 Permainan peran (role playing).
 Sosio drama dan psiko drama.
Adapun tujuan dari penggunaan metode simulasi yaitu :
 Untuk mendorong partisipasi dan pengembangan sikap siswa.
 Mengembangkan persuasi dan komunikasi dalam proses pengajaran.
 Dapat menimbulkan interaksi yang sehat dan hangat antar siswa.
 Memperkenal dan melatih peranan kepemimpinan pada diri siswa.
 Memanfaatkan bakat dan kemampuan siswa sebagai sumber belajar.
i. Metode Inquiri dan Discovery ( mencari dan menemukan )
Metode penemuan ( discovery methode) sebagai prosedur yang menekankan belajar secara individual, manipulasi objek atau pengaturan atau pengondisian objek, dan eksperimentasi lain oleh siswa sebelum generalisasi atau penarikan kesimpulan dibuat.
Adapun tujuan dari metode penemuan adalah sebagai berikut :
 Meningkatkan ketertiban siswa secara aktif dalam proses pengajaran.
 Mengarahkan siswa sebagai pelajar seumur hidup.
 Mengurangi ketergantungan siswa kepada guru dalam proses pengajaran.
 Melatih siswa memanfaatkan sumber informasi dalam lingkungan.
Kentungan menggunakan metode penemuan yaitu :
 Membantu untuk memperbaiki proses penguasaan pengetahuan dan ketrampilan bagi para siswa.
 Pengetahuan yang diperoleh setiap siswa bersifat individual, oleh karena itu lebih erat melekat pada diri siswa,
 Dapat menimbulkan kegairan belajar belajar siswa.
 Memberi kesempatan siswa maju terus dalam belajar.
 Memperkuat konsep diri siswa dengan lebih percaya diri.
 Metode ini kegiatanya lebih berpusat kepada siswa.

j. Bermain Peran ( role playing )
Bermain adalah sebuah proses belajar melalui bermain peran yang dapat mengembangkan pemahaman, dan identifikasi terhadap nilai. Siswa dalam bermain peran menempatkan diri pada posisi orang lain, apabila ia memenghayati peran itu, ia akan memahami tidak saja apa yang telah dilakukan orang tersebut. Dalam bermain peran dituntut siswa yang berkualitas, yang diharapkan mampu menghayati posisi yang diinginkan. Siswa harus mengetahui dan memahami terlebih dahuluinformasi tentang tujuan dan peran yang akan dimainkan, untuk itu perlu didiskusikan dulu dengan antar anggota kelompok untuk membangun simpati terhadap suatu nilai, yaitu nilai – nilai yang sudah dinyatakan secara lebih spesifik.
k. Social Drama ( socio drama)
Drama sosial merupakan bermain peran yang berhubungan dengan isu sosial yang disebut dengan Joyce and Well (1980 ; 254) dengan istilah interpersonal conflict. Drama sosial hanya membatasi diri dari pada permasalahan yang berkenaan dengan aspeksosial masyarakat.
Permasalahan yang mungkin muncul antara siswa setelah suatu sosial akan sama halnya dengan apa yang sudah dikemukakandalam bermain peran. Oleh karena itu, selain aspek positif yang tercapai dalam penanamannilai melalui drama sosial, guru harus berupaya untuk menghilangkan aspek negatif yang mungkin terjadi diantara siswa yang memegang peranan tersebut


 PENDEKATAN PENGAJARAN
Pendekatan pengajaran dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pendekatan Pengajaran tradisional
Pengajaran tradisional adalah suatu pendekatan dimana didalam proses pengajaran hanya menyampaikan materi pengajaran didalam dengan metode pendekatan yang monoton dan relative tetap setiap kali mengajar. Dalam pendekatan tradisional guru lebih memegang peranan penting dengan siswanya. Hal ini menjadikan siswa kurang aktif bahkan lebih cenderung bersifat pasif.
Untuk itu guru dituntut lebih mengembangkan pendekatan yang menjanjikan, agar siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
2. Pendekatan “Inquiry”
Penggunaan pendekatan pengajaran “Inquiry” akan memberikan suasana atau iklim yang lebih semangat yang membuat siswa menjadi aktif didalam kelas. Peran guru dalam proses pengajarannya hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator, siswa lebih di prioritaskan sebagai “student center”



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas-luasnya dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran secara efektif. Secara garis besarnya metode pengajaran itu dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu:
1. Metode Interaksi Edukatif didalam kelas:
a) Metode ceramah
b) Metode tanya jawab
c) Metode diskusi
d) Metode kerja kelompok
e) Metode demonstrasi
f) Metode karyawisata
g) Metode simulasi
h) Metode Inquiry dan Discovery
i) Metode bermain peran ( Role Playing )
j) Metode sosial drama
2. Pendekatan pengajaran :
a) Pengajaran tradisional
b) Inquiry

B. Saran
Yang perlu diingat bahwa tidak ada suatu model pengajaran yang paling baik dan sempurna. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jadi metode yang paling baik adalah metode yang cocok dan relevan dengan materi dan sesuai dengan tujuan pengajaran. Sehingga guru disarankan untuk memahami dan dapat menginovasikan metode-metode dalam penerapan belajar mengajar.


DAFTAR PUSTAKA

Drs Sayiful Bahri Djamarah, Drs Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006

Drs Sayiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didk – dalam interaks edukatif, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan Pertama , Februari 2000

Dra. Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mangajar, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan ke tujuh , Maret 2008
http://Layla-innocent.blogspot.com

Tidak ada komentar: