Kamis, 12 Juli 2012

HAN LAKI-LAKI PENGECUT



Kutulis nama Tuhan dan takdir-Nya untuk mengelabuhi semua alasan dan pertanyaan yang orang lontarkan kepadaku,meski aku merasa aku adalah laki-laki pengecut bagi orang yang tahu tentangku….

Tentunya hari ini jari-jemari Tuhan tak pernah berhenti menggenggam tubuhku yang semakin dekil di keramaian kota,karena sudah hampir beratus-ratus kilo ku seberangi jembatan demi jembatan dan Dia tak pernah memberhentikan kakiku untuk terus melangkah menyusuri kedikdayaan kantor-kantor,dimana kesibukan sedang menguasai setiap sudut-sudut ruangan itu.
Hari ini jam 06.15,aku berangkat menuju jantung kota di negaraku yang katanya sudah lama merdeka.Tas ku sandangkan di bahuku,sepatu hitam dan dasi hitam yang ku dapat dari pinjaman temanku yang kebetulan satu kos denganku.Tak lupa surat-surat tentangku kupegang erat ditangan.Sekali lagi aku mengejar hari,agar orang-orang tidak mendahului aku.
Matahari mulai merangkak dari peraduannya,mengisyaratkan bahwa waktu mulai terhitung untuk melajukan aktivitas semua penghuni bumi.Akupun juga seperti itu,mulai ku datangi lagi satu-persatu kantor yang berjejer di tepian kota.Ku tanyakan setiap orang yang ada di luar ataupun di dalam gedung itu.Namun jawabannya tetap sama,tidak ada yang mau menampungku.
“maaf mbak,apa disini ada lowongan pekerjaan?tanyaku lagi,lelah.
“ada CV nya pak?tanya orang itu pasti.
”oh ini mbak.Kataku girang penuh pengharapan.
”disini hanya membutuhkan cleaning service pak,dan untuk ijazah lulusan seperti bapak ini sepertinya terlalu tinggi untuk dipekerjakan di bagian ini.Apalagi bapak adalah alumnus universitas terkemuka di negeri ini.”katanya setelah melihat CV ku.
Aku mengelus dada,aku yang sudah bergelar strata 2 dan merupakan mahasiswa terfavorit dan banyak di elu-elukan selama di bangku kuliah ternama itu,ternyata hanya di tawari sebagai cleaning service.Tapi aku bisa apa saat itu,lebih baik aku menerima saja tawaran itu.
”Tidak apa-apa mbak,sepertinya memang pekerjaan itu yang cocok buat saya.”kataku berpura-pura bijak.
”oke kalau begitu,bapak kami terima disini.karena memang untuk pekerjaan ini tidak butuh proses interview maka bapak silahkan masuk ke dalam mengambil baju seragam.Mulai sekarang bapak langsung bekerja,”katanya lagi
”baiklah mbak.”sembari mengambil sebuah kertas yang berisi pernyataan dan kesepakatan antara aku dan kantor itu.
Ada sedikit keanehan ketika aku menandatangani kertas itu.Nama Direktur utama itu tak asing bagiku,tapi aku mengelak dan menepis semua pernyataan hati dan pemikiran otakku itu.Karena aku yakin nama seperti itu banyak,apalagi di negeri yang sangat luas ini.
Aku langsung bergegas ke dalam,meski tak tahu arah dimana tempat kepala bagian cleaning service.Ku coba menanyakan kepada salah satu karyawan di dalam.Lalu akupun memakai seragam yang seharusnya menjijikkan bagi lulusan seperti aku.
Aku mulai mengerjakan satu persatu tugas seorang pembersih,lalu tiba-tiba..
”Han??suara itu memanggil namaku.
Akupun langsung menoleh,mencari arah dimana suara itu berasal.
”handoko ya?tanya orang itu.
”iya,”jawabku memperhatikan pemanggil itu.
”Han,ini aku teman SMP kamu.Masih ingat aku kan?tanya orang itu sambil tersenyum.
”Fadlan,,kamu Fadlan kan?tanyaku seakan meyakinkan diriku sendiri dengan kepastian nama itu.
Tanpa berfikir panjang,aku langsung memeluknya.Kulepas rindu yang sudah bertahun-tahun tak di curahkan itu.Ya,dia fadlan.Teman SMP ku yang dulu paling menyemangati hidupku.Namun,karena orang tuanya di pindah tugaskan ke kota lain,kita di hadapkan dengan perpisahan.Sejak saat itu aku menjadi orang asing bagi diriku sendiri.Semuanya berubah,aku menjadi orang yang sombong dan........
”Apa kabar han?kok kamu bisa ada disini?tanya Fadlan
”kabarku seperti yang kamu lihat ini Fad.Iya,aku baru saja diterima kerja disini jadi cleaning service.kamu sendiri bagaimana?Oya,bagaimana kabar papa dan mamamu?tanyaku
”Alhamdulillah,kabarku juga yang seperti kamu lihat.papa mama juga baik.”jawab Fadlan berbinar.
Tiba-tiba....
”Pak Fadlan.dipanggil bu Reni.”kata salah satu pegawai di situ.
”Reni,nama itu...”kataku dalam hati.
”oh,baik-baik.makasih ya Mon.Nama orang yang menyampaikan amanah itu.
”Han,aku kesana dulu ya.Aku dipanggil bigbos,”kata fadlan
”oh iya,lagian aku juga harus menyelesaikan pekerjaanku.”jawabku
”okey,selamat bergabung di perusahaan ini.Bekerjalah yang bagus,nanti kalau ada lowongan aku rekom kamu ke jabatan yang lebih pantas.Ini kartu namaku,disitu ada nomer handphoneku.Kalau ada apa-apa kamu telpon saja ke nomer itu.”kata Fadlan sambil menepuk-nepuk bahuku lalu pergi.
Tak ada yang berubah dari seorang Fadlan kusuma.Baik,selalu tersenyum kepada siapapun yang ia kenal dan selalu membuatku bersemangat dalam mengerjakan sesuatu.Lalu akupun melanjutkan pekerjaanku membersihkan tiap sudut ruangan kantor itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.30.Dalam peraturan yang aku baca,jam itu sudah menunjukkan waktunya istirahat.Akupun bergegas mencari kantin kantor yang lumayan besar itu.Ku rogoh kantongku mengambil dompet yang tipis.
”ah...
”uangku tinggal lima belas ribu,mana ongkos pulang mahal lagi.”gumamku dalam hati.
Maklumlah,rumornya pemerintah sekarang mau menerapkan bensin nonsubsidi bagi kendaraan roda empat.Jadi semua angkutan umum mulai menaikkan tarif mereka dengan sendirinya.Bahkan ada sebagian dari sopir angkot dan taksi berpindah profesi,karena memang sekarang mobil-mobil lebih banyak daripada penumpang yang mau menaiki mobil mereka.
“ah...biarlah aku makan dikosan saja nanti,toh disana masih ada sisa nasi yang aku masak tadi.Gak apa-apalah menahan lapar barang sebentar,kan aku sudah terbiasa seperti ini.”gumamku lagi,sambil meninggalkan kantin itu.
Perjalanan menuju kosan lama sekali.Ku kirim sms ke nomer fadlan,hanya sekedar memberitahukan nomerku saja.Bunyi suara gitar para pengamen jalanan terus menggema di kedua telingaku.Rintik hujan membasahi lampu dan pepohonan di samping jalan.Dan bunyi dengkur orang disampingku membuat aku tak bisa menikmati alunan musik yang dipersembahkan jalanan kota kepada para penikmatnya.Hanya bau amis saja yang tanpa sengaja tercium oleh hidungku.Bukan amis dari bangkai ikan,tetapi amisnya darah manusia yang mengalir disetiap penjuru jalan.Ya,kemaren sore tepat di atas bus yang aku tumpangi ini terjadi kecelakaan antara truk dan mobil sedan bermerek H.Yang menewaskan semua 4 penumpang mobil itu.Air hujan inilah yang membuat bau amis ini semakin menyengat.
“stop pak,”kataku
Kosanku sudah di depan mata.Kurebahkan tubuhku ke atas tempat tidur yang terbuat dari bambu.Lalu ku ambil minum di dapur yang penuh sarang laba-laba itu.Bukan tak mau membersihkan,tapi waktu saja yang tak memberiku izin.Lalu....
”kriiing....
Hp buntutku berbunyi,tertera nama Fadlan memanggil.
”haloo,assalamualaikum..
”waalaikum salam,ada apa fadlan.”tanyaku pada dia.
”gini han,tadi aku berbicara tentang kamu kepada bigbos kita.Setelah melihat CV dan cerita saya tentang kamu,dia bilang kalau kamu mau,kamu akan di tempatkan di bagian pemasaran.Kebetulan karyawan yang dari pemasaran mengundurkan diri tadi sore.”kata fadlan
Betapa tercengangnya aku,perasaan gembira bercampur dengan rasa ketidak percayaan tentang apa yang tadi aku dengar.Kucubit lenganku keras-keras.
”auuu...”teriakku
”halo han,ada apa.kok kamu teriak.”tanya Fadlan
”oh gak ada apa-apa fad.”jawabku
“gimana,kamu mau apa tidak?tanya Fadlan lagi
”i..i..iya,aku mau banget Fad.Makasih banyak atas bantuan kamu ya.Aku gak tahu apa yang harus aku balas ke kamu.”jawabku lagi
”ah,kamu ini han.Udahlah jangan segitunya.Biasalah,sesama teman harus saling membantu.Ya udah,aku masih ada kepentingan.Aku tunggu kamu besok di kantor,assalamualaikum.”kata Fadlan
”sekali lagi makasih Fad,Waalaikum salam.”
Telpon tertutup,
Sudah brkali-kali Fadlan membantu aku dalam keadaan yang sulit,bahkan ku ingat dulu ketika dia harus menguras semua tabungannya hanya untuk membantu ibuku yang sekarat,tapi sayang ibuku tetap tak dapat tertolong.
”Aku berhutang banyak pada kamu fad”.gumamku sendiri..
Pagi ini aku berpakaian bak pejabat,hanya saja tak berjas seperti mereka.Aku berangkat menuju kantor dengan perasaan senang.Entahlah,sudah lama aku tak merasakan rasa seperti ini.Pak satpampun menyambutku dengan senyum pagi itu.
”Beib....
Panggilan itu..............
Langsung ku toleh arah suara yang memanggilku.Rasanya aku rindu sekali panggilan itu.Seperti kemarau yang merindukan hujan datang memeluknya.
”beib,kamu ada disni..
Bagai tanah tandus yang tersiram air,rasanya ingin ku peluk saja tubuh itu.Tubuh yang menegakkan ketika aku hampir roboh,tubuh yang meniupkan nafas kehangatan ketika aku sesak menjalani kehidupan,dan tubuh yang memberiku air-air cinta ketika tenggorokanku tak teraliri air kasih dari sanak dan teman.Bahkan dari alam sekalipun.Tapi itu dulu,sebelum kita memutuskan untuk menjalani kehidupan masing-masing.Bukan karena tak cinta,tapi karena orang tua kita sama-sama tidak menyetujui hubungan kita.Berpindahnya dia kekota ini,yang benar-benar memutuskan hubungan kita.
”hai,ternyata kalian ada disini??kata Fadlan tiba-tiba
”Ren,ini handoko.Yang kemarin aku usulkan ke bagian pemasaran.Dia teman SMP ku dulu.Han,ini Reni.Bigbos kita,sekaligus calon istriku.insyaallah jumat lusa kita akan melaksanakan akad nikah di mesjid Baitur Rohiem.”kata Fadlan yakin dan senang dengan apa yang di ucapkannya itu.
Bagai tersambar petir,aku tidak percaya dengan apa yang ku dengar waktu itu.Tapi itulah kenyataannya.Kujabat tangan Reni atau beib panggilan kesayanganku kepada dia,dan kusebut namaku.Meski ada sedikit rasa sakit yang tiba-tiba menyerang hatiku aku berusaha menyembunyikan serapi-rapi mungkin.Karena aku sadar aku bukan siapa-siapa lagi bagi dia.Kulihat mata Reni dan ku pandang,sampai akhirnya ku tundukkan kepalaku dan pergi meninggalkan mereka.
Hari pertama kerja dengan profesi yang lebih baik,ku rencanakan dengan rasa senang.Tapi entah pada waktu itu,semangatku seakan-akan down.Aku tak tahu perasaan ini,semuanya bercampur aduk.Antara senang,kecewa,benci,marah,lebih-lebih cemburu,semuanya ada.Ku pelajari bab demi bab buku yang ada di depanku.kesal,kubanting saja buku-buku itu.
”ya tuhaaaaan........”pekikku waktu itu.
”han,,,!!ada apa denganmu,apa kamu punya masalah.”jelas Fadlan yang tiba-tiba masuk keruanganku.
”Fadlan..kau rupanya.Maaf aku tadi marah saja karena aku terlalu bodoh untuk memahami dokumen-dokumen itu.’kataku berbohong.
”ya sudah aku permisi,aku hanya ingin mengantarkan undangan ini buat kamu.Ingat,hadir ya di acara terpenting dalam hidupku.”kata Fadlan lagi.
”oh iya,pasti..pasti.”jawabku gugup.
Kulihat undangan itu,Fadlan JR dengan Reninda Laiba sukoco.
”perasaan apa ini,aku tidak boleh egois.Fadlan temanku,dia sudah banyak membantuku.Apalagi Reni sudah bukan siapa-siapa aku lagi.”gumamku dalam hati.
Tapi aku tidak bisa membohongi hatiku,rasanya sakit sekali.Lebih sakit daripada ditusuk pisau.Aku melangkah lunglai turun dari bus yang aku tumpangi.Lalu seperti biasa aku langsung merebahkan tubuhku.
Kamis 21 april 1990 awal semua kehidupanku berubah.....
Kupakai pakaian rapi sekarang,tak lupa jas yang ku beli dari hasil komputer buntut yang aku punya.Karena aku harus membelikan hadiah di hari bahagia bagi Fadlan dan tentunya beibku,Reni.Ya,hari ini mereka akan menikah.Reni akan menjadi istri Fadlan.dan tentunya tidak ada lagi kesempatan bagiku untuk memiliki dia.Kupasang dasi sekarang,tiba-tiba....
”tok..tok..tok...”suara pintu kosanku berbunyi.
Heran,jam seperti saat itu tidak mungkin ada tamu.Karena memang aku orang baru di daerah itu.Betapa terkejutnya aku,tak percaya dengan apa yang kulihat di depan pintu.Bukan mobil mewah yang selalu aku impikan,karena menurutku itu lebih berharga dari barang mewah apapun di dunia ini.
”Beib,kaukah itu.”tanyaku tak percaya.
”iya,ini aku Beib.”jawabnya menangis
”kenapa kau menangis,lalu kenapa kau ada disini,bukankah Fadlan menunggumu disana?tanyaku lagi bingung.
”Beib,apa kau tak tahu.Dulu kau menitipkan hatimu dihatiku,dan akupun sudah terlanjur menjaganya serapi mungkin.Aku mencarimu kemana-mana,bahkan aku menyewa orang tanpa sepengetahuan orang tuaku.Fadlan adalah pilihan orang tuaku,tapi kamu adalah pilihan hatiku.Aku sudah mencoba mencintai dan menyayangi dia,tapi aku tetap tidak bisa.”jawab Reni sambil tersedu
”tapi kenapa kau tidak bilang dari sebelumnya kalau kau tidak mencintai Fadlan?kenapa harus sekarang?tanyaku lagi
”kau tahu orang tuaku,mereka bilang cinta itu akan tumbuh setelah pernikahan.Kau masih mencintaiku Beib?Reni balik bertanya.
”iya...”spontan saja aku menjawab.Bahkan aku tak tahu,kalau itu benar-benar keluar dari mulutku.
”kalau begitu,bawa aku pergi jauh dari sini.”
Antara cinta dan persahabatan yang aku pertaruhkan waktu itu,di satu sisi Fadlan bukan hanya seorang sahabat bagiku.Dia melebihi saudaraku,apalagi dia sudah banyak membantu aku.Tapi disisi lain,hidup dengan Reni adalah impian terbesar dalam hidupku.
”tidak semudah itu Beib,”kataku pelan
”apa kau tak yakin hidup denganku,Beib.Kau tak ingin mewujudkan semua mimpi indah kita dulu,Bukankah kau bilang dengan cinta kita bisa melewati semuanya.Kalau begitu kau bohong dengan semua kata-katamu dulu itu.”kata Reni,hendak mau pergi.
Tapi ku tahan tangannya,kupeluk erat tubuh mungilnya.Aku tak memperdulikan dengan dosa yang aku tanggung pada waktu itu dan dengan pandangan orang pada waktu itu.Ku ganti jasku dengan jaket warna hitam bermotif kulit,ku ambil semua uang hasil penjualan komputerku yang hendak ku beli kado buat Fadlan dan Reni.Tak lupa ku kenakan ransel yang di dalamnya berisi sebagian pakaianku.Lalu pergi....
Kugenggam erat tangan Reni,yang sedang tertidur pulas di pundakku.Didalam kereta jurusan surabaya itu,pikiranku merantau kemana-mana.Dan yang menjadi topik utama fikiranku yaitu Fadlan sekarang.Bukankah hari ini adalah hari paling berharga buat dia,tapi aku hancurkan dengan sekejap.Aku merasa terlalu pengecut menjadi seorang laki-laki.
Aku memang egois,benar-benar egois.Kalau ada pepatah mengatakan kacang lupa sama kulitnya itu adalah aku,aku kepada Fadlan.Mungkin bukan hanya pembaca yang sedang menikmati bacaan ini saja yang mengatakan aku egois,tapi juga tuhan.Tapi tuhan juga tahu,kalau jalan ini adalah tulisan takdir buatku dari-Nya.
”beib...”panggil Reni dengan secangkir kopi yang dibawanya.
Suaranya mengagetkan aku yang sedang asyik mengetik di komputer pentium 4 itu,
Yah....
Aku dan Reni tinggal di sebuah desa kecil,dusun Bunut desa Pangorayan kecamatan Proppo kabupaten Pamekasan,Madura.Aku,Reni dam kedua anakku Fadil reihandika dan Syafira reihandini.Kami hidup berdampingan dengan tetanggaku yang sudah kami bohongi berpuluh-puluh tahun tentang status kami.Sejak aku membawa Reni pergi,aku tidak tahu lagi kabar Fadlan dan keluarga Reni.Sepertinya orang tua istriku itu sudah menganggap dia mati,karena malu yang ditanggung keluarga terhormat seperti mereka terlalu besar.Entahlaaah....
Yang aku rasakan sekarang rasa bersalah kepada Fadlan dan keluarga Reni,tapi di satu sisi aku bahagia karena Fadil dan Fira lahir dari rahim Reninda Laiba sukoco,Wanita tercantik yang tuhan sengaja ciptakan buatku,Ahmad Handoko...

Layla_innocent@yahoo.com
05 januari 2010/di pertapaanku

Teruntuk Fadlan,dimanapun engkau berada :
Inginku eja kata maaf yang tak hingga
Hingga mulutku berbusa sekalipun
Bukan hanya merangkai
Tetapi mencipta
Buat temanku yang aku hianati tempo hari
Tapi lagi-lagi waktu yang melarang
Karena dia telah mengancamku
Jika aku melontar kata maaf
Maka bahagiaku bersama istriku akan dirampasnya
Lalu aku hanya bisa berpasrah diri
Dalam heningku
Dalam kemunafikanku





Tidak ada komentar: