Kamis, 17 November 2011

HADIAH UNTUK ISTRIKU



Jika matahari tak cukup memberiku kekuatan untuk bertahan menapaki waktu di pagi hari,maka cukup dengan senyummu aku akan mengais sisa waktu yang diberikan tuhan untuk ku raih hadiah yang akan ku persembahkan untukmu,
Wahai bidadari yang mengendap di balik bianglala senja.....




Pagi-pagi Vina sudah siap dengan berbagai menu kesukaan Anjas.Meski menu yang ia masak tak seenak buatan ibu Anjas,tapi Vina berusaha memberikan yang terbaik bagi Anjas.Tak lupa jas coklat beserta dasi tertata rapi diatas kasur.Rutinitas yang tidak disukai namun harus dilakukan oleh Vina.
“Pagi mas!.Seraya memakaikan dasi ke lehernya.
“Pagi!.Jawab anjas ketus
“Aku sudah siapkan makanan kesukaan mas,biar mas tidak usah repot-repot beli di luar”.Kata Vina lembut.
”Aku bisa makan di kantin kantor.Aku pergi dulu,Assalamualaikum...
”Waalaikum slam”.Jawab Vina pasrah.
Begitulah sikap anjas tiap pagi.Sudah hampir 3 bulan ini sikap anjas berubah total,tapi vina tetaplah Vina,Gadis cantik,ramah,dan sabar.
”Sayur.......sayur......
”Sayur pak..”.Panggil Vina sambil melambaikan tangannya.
”eh bu Vina,mau beli apa buk?.Tanya tukang sayur.
Terdengar deretan sendal yang makin mendekat.Suara itu adalah suara langkah ibu-ibu komplek kemayoran,dimana Vina dan Anjas tinggal.
Senyum lesung pipi Vina menghiasi suasana pagi yang nampak begitu cerah.Ketika hendak meninggalkan kerumunan ibu-ibu itu,langkahnya terhenti,karena ia harus mendengarkan lagi gosip terhangat tentang dirinya.
”Eh buk,denger-denger pak Anjas akan menceraiakn bu Vina ya?.Celetuk salah satu dari ibu-ibu itu.
”Yah paling-paling pak Anjas punya yang lain”.Jawab yang lain.
Terkejut hati Vina mendengar kata-kata itu,seakan-akan kekuatan cinta buat Anjas sudah melebur bagai debu diterpa angin.
”Apa benar sudah ada wanita lain dalam keluargaku?.Gumam Vina dalm hati.
Berulang-ulang ia ucapkan,tiba-tiba...
”Kriiing...kring...
”Halo..”.Jawab Vina agak ketus.
”Bu Vina,pak Anjas pingsan bu.Sekarang di bawa ke rumah sakit bhakti sumekar.
”Apa....”
Tanpa fikir panjang Vina langsung pergi kerumah sakit.Sesampai di rumah sakit,Dilihatnya suami kesayangannya itu terbaring dengan nafas tersendat-sendat.
”Dok,sebenarnya apa yang terjadi dengan suamiku?Apa dia menderita penyakit yang serius ?Jawab dok”.kata Vina memaksa.
”Ibu tenang saja,suami ibu baik-baik saja.Hanya kecapean,mugkin nanti sore sudah bisa pulang”.Jawab dokter bohong,karena permintaan Anjas.
“Alhamdulillah...”.Seru Vina merasa lega.





Pagi ini nampaknya dingin,hingga para penghuni komplek tak berani mempertemukan kulit halusnya dengan air wudhu’.
Tapi tidak dengan Vina,ia tetap melaksanakan kewajibanya itu,tak lupa suami tercintanya ia bangunkan,meski tak tega karena baru sembuh dari sakit ia tetap nekat membangunkannya,karena jika tidak suaminya akan benar-benar marah.Memang anjas tak sekalipun melalaikan kewanjibanya itu,
“Mas tetap ke kantor hari ini?.Tanya Vina.
”Pekerjaan kantor banyak dek,jadi harus masuk.”Jawab Anjas.
”Tapi kan mas masih sakit,memang tidak bisa di cancle dulu tah?.tanya Vina lagi.
”Tidak bisa dek”.Sudahlah aku berangkat dulu.Assalamualaikum...
Sepulang dari kantor Anjas lagi-lagi membawa teman kerjanya kerumahnya.Vinapun merasa heran,apalagi yang Anjas bawa semuanya masih bujang.Tapi Vina menepis kecurigaannya itu,
Seperti biasa vina memberi minuman dan camilan buat tamu suaminya itu.Lalu basa-basi dengan mereka.Namun waktu itu persediaan gula sudah habis,hingga ia harus pergi ke toko.
Di persimpangan jalan,tanpa sengaja Vina mendengar obrolan dua orang ibu-ibu yang lagi-lagi memperbincangkan masalah rumah tangganya.
”Ternyata aku tahu buk penyebab bu Vina dan pak Anjas itu tidak mempunyai keturunan..”.kata salah satu diantar mereka.
”Emang kenapa buk..”tanya satunya lagi.
”Ternyata pak Anjas seorang homoseks,masak dia selalu membawa laki-laki kerumahnya.Apalagi ya buk ,laki-laki yang dia bawa itu semuanya brondong.”
”Beneran buk..”Timpal ibu yang satunya lagi.
Betapa terkejutnya Vina,andai di potong mungkin tidak ada darah yang mengalir dari tubuhnya.Lalu tiba-tiba.....
”Gedebuuk...!!
Vina pingsan,kepalanya terbentur batu.Beberapa orang yang melihatnya langsung menggotong kerumah sakit terdekat.
”Halooo.....
”Mas Anjas,saya Dirjo anak pemilik toko kelontong.Sekarang saya ada di rumah sakit.Mba’ Vina ada disini ,tadi dia pingsan dan kepalanya terbentur batu,sebaiknya mas kesini.
Terkejut Anjas mendengar semua itu,tanpa fikir lagi ia langsung menuju rumah sakit.Meski kepalanya sangAt pusing ,ia tetap melanjutkan perjalanannya.
”Sus,pasien yang bernama Vina prasetya dimana ya sus?.Tanya Anjas cemas.
“Kamar 21 mas,lurus saja dari sini nanti belok kanan”.Jawab suster itu.
Tanpa terima kasih Anjas melanjutkan larinya,namun lagi-lagi kepalanya pusing.Tapi Anjas tak memperdulikan dirinya.
Di pegangnya erat-erat tangan Vina yang sudah dari tadi tersadar.Namun Vina menolak dan melepas genggaman Anjas.
”Sudahlah mas,sudah cukup aku bersabar selama ini.Kenpa aku tidak sadar dari dulu”.Kata Vina membentak Anjas sambil menangis.
”Maksud adek apa?’Tanya Anjas tak mengerti.
”Aku tidak menyangka,tujuan mas membawa laki-laki kerumah itu,ternyata mas seorang homoseks kan..?.
”Astaghfirullah,kenapa adek bisa bilang seperti itu,
”Sudahlah mas,sehabis dari sini aku mau pulang kerumah mama.
”Terserah adek”.Jawab anjas sambil meningaalkan Vina.
”Mas memang sudah tidak mencintaiku lagi seperti dulu.”Gumam Vina dalam hati.




Sudah satu minggu Vina dirumah orang tuanya.Meski dia masih sangat mencintai Anjas namun ia merasa tidak di hargai lagi oleh Anjas.Bagaimana tidak,selama dia berada dirumah orang tuanya tidak pernah sekalipun menjemput atau sekedar menelpon untuk menyuruh dia pulang.
Sore yang cerah,tapi hati Vina masih di selimuti awan tebal yang menelungkup di hatinya.Entah kenapa di hari ke delapan ia tidak bersama suaminya itu,hatinya bingung.Fikirannya kosong,kerjaannya melamun saja.Tiba-tiba handphonenya berbunyi.
”Ini benar dengan nak Vina?.
”Iya betul,siapa ya?.tanya Vina
”Ini pak Hasan,
”Pak Hasan tetangga komplek ya,ada apa pak?’tanya Vina lagi.
”Kamu bisa pulang sekarang?’tanya pak Hasan
”Kenapa saya harus pulang pak,sedang suami saya saja sudah tidak memperdulikan saya lagi.
”Pulanglah dulu,nanti saya jelasakn”.kata pak Hasan
Meski Vina enggan pulang,tapi ia tidak bisa membohongi perasaannya.Karena ia masih mencintai Anjas.
Betapa terkejutnya Vina,ketika sampai dirumahnya.Banyak sekali orang berkerumun.Dan yang paling mengejutkan adalah di pasangnya bendera kuning tanda duka di depan rumahnya.Dilihatnya,di atas ranjang terbaring seorang laki-laki yang tak asing di matanya.Terdengar suara lirih surat yasin yang di baca di sekeliling orang itu.Tak bisa di percaya,orang yang terbujur kaku tak bernyawa itu adalah suaminya,Anjas.
Dipeluk erat-erat tubuh itu,tangisannyapun tak terbendung,mulut Vina tak bisa mengucapkan sepatah dua patah kata,selain maaf...
”Mas anjas,aku mita maaf.............
“Sabar nak,ikhlasakn suamimu.Bangunlah,dia harus dimandikan”.kata pak Hasan sambil menarik tubuh Vina.
“Ini titipan dari Anjas buat kamu”.
Diberikannya kotak putih berlambang hati,berisi 2 surat dan foto laki-laki yang bi belakangnya berisi tulisan yang di anggap Vina adalah nama dari orang yang ada di foto itu.
Dibukanya surat pertama yang bertuliskan Rumah Sakit Bhakti Sumekar,
Isi surat itu adalah :
“Menerangkan bahwa saudara Anjas menderita kanker otak stadium 4”
Vina lagi-lagi berteriak histeris.Derai air mata Vina terjatuh lagi,tangisannya memecah keheningan langit yang menyaksikan bahwa anjas sudah kembali ke tempat Tuhan.
Di buka lagi surat kedua,tak berlambang apa-apa..
Isi surat itu :








Assalalmualaikum
Dek.......
Aku mencintaimu lebih dari kamu mencintaiku
Tapi tuhan lebih mencntaiku
Tuhan mempunyai rencana lain buat kita
Terima kasih atas kesabaran adek ketika menghadapi aku
Aku minta maaf
Karena aku tidak bisa menjagamu lagi seperti dulu
Foto itu adalah dari sekian laki-laki yang aku ajak kerumah
Pilihlah dia sebagai penggantiku
Menemani dan membelai ketika adek kesepian
Adek tenang saja,orang yang aku pilihkan untuk adek itu
Adalah orang yang sudah aku tanyakan kepada Allah
Melalui tahajjud dan istikhorohku tiap malam
Jadi ketika aku pulang kerumah Tuhan
Aku sudah tenang
Itulah hadiah pernikahan kita dariku
Kerinduanku tak akan pernah pudar kepada adek
Wassalam
Suamimu : Trianjas pradipta

Tidak ada komentar: